Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra: Rupiah Melemah Dipengaruhi Respons Negatif Atas Tarif Resiprokal AS
- Penulis : Mila Karmila
- Senin, 07 April 2025 10:45 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Pengamat pasar uang, yang juga Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra menganggap pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi respons negatif negara-negara atas kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).
"Sentimen negatif dari pengumuman kebijakan tarif Trump (Presiden AS Donald Trump) yang direspons negatif oleh negara-negara yang dinaikkan tarifnya menjadi pemicu utama pelemahan rupiah," ucap Ariston Tjendra kepada ANTARA di Jakarta, Senin, 7 April 2025.
Menurut Ariston Tjendra, pasar khawatir bahwa ekonomi global takkan baik-baik saja karena mengalami penurunan akibat perang dagang yang didorong kebijakan tarif resiprokal AS.
Baca Juga: Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra: Rupiah Berpeluang Melemah Dipengaruhi Konflik di Timur Tengah
Hal ini memicu pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman.
Pelemahan kurs rupiah juga dipengaruhi data tenaga kerja nonfarm payrolls AS yang lebih bagus dari proyeksi.
Sentimen negatif untuk pergerakan aset berisiko datang pula dari perang yang masih berlangsung di sejumlah wilayah dengan tensi yang meningkat.
Baca Juga: Pengamat Ariston Thendra: Rupiah Menguat Seiring Kekhawatiran Terhadap Pelambatan Ekonomi AS
"Perang di Timur Tengah di mana Israel meningkatkan serangan di jalur Gaza dan AS menyerang Yaman, serta perang di Ukraina dimana Rusia dan Ukraina saling meningkatkan serangan belakangan ini," kata dia.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Senin pagi di Jakarta melemah sebesar 251 poin atau 1,51 persen menjadi Rp16.904 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.653 per dolar AS. Pada hari ini, operasi moneter rupiah dan valas masih libur.
"Kita masih nunggu respons pasar terhadap hasil negosiasi, bisa saja Trump melunak, dan positif lagi untuk harga aset berisiko," ungkap Ariston.***