DECEMBER 9, 2022
Internasional

Ali Khamenei Merasa Tidak Yakin Negosiasi Nuklir Iran-AS Akan Bawa Hasil

image
Pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei (Foto: ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, pada Selasa, 20 Mei 2025 mengaku tidak yakin negosiasi nuklir dengan Amerika Serikat akan membuahkan hasil.

"Negosiasi tidak langsung (dengan AS) dilakukan pada era (mantan Presiden Iran Ebrahim Raisi), seperti sekarang, tetapi tanpa hasil. Saya rasa, negosiasi itu juga tidak akan membuahkan hasil sekarang," kata Ali Khamenei, seperti dikutip oleh kantor berita Mehr.

Tuntutan AS agar Iran menghentikan pengayaan uranium adalah "kesalahan besar," kata Ali Khamenei, seperti dikutip oleh kantor berita ISNA.

Baca Juga: Presiden AS Donald Trump Kejar "Pelucutan Total" Program Nuklir Iran

Pemerintah Iran menjalankan kebijakannya sendiri dan tidak perlu diberi tahu apa yang harus dilakukan, kata pemimpin tertinggi Negeri Para Mullah itu.

Pada Senin, 19 Mei 2025, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Iran Majid Takht-Ravanchi memperingatkan bahwa kesepakatan tidak akan tercapai jika AS terus bersikeras untuk menghentikan secara total pengayaan uranium Iran.

Kedua negara telah menjalani empat putaran perundingan nuklir yang dimediasi Oman sejak pertengahan April setelah Presiden AS Donald Trump mengirim surat kepada Khamenei pada awal Maret.

Baca Juga: AS Akan Punya Bom Nuklir B61-13 Setahun Lebih Awal dari Jadwal Produksi

Surat Trump itu menawarkan kesepakatan baru dan dia mengancam akan melakukan aksi militer jika upaya diplomatik gagal.

Iran kemudian menolak perundingan langsung tetapi setuju untuk melakukan dialog tidak langsung.

Wamenlu Iran lainnya, Kazem Gharibabadi, mengatakan pada Selasa bahwa pemerintahnya telah menerima proposal untuk putaran perundingan tidak langsung berikutnya dengan AS dan sedang mempertimbangkannya.

Baca Juga: Korea Utara Gelar Latihan Gabungan untuk Tingkatkan Kesiapan Operasional Kekuatan Nuklir

Seorang jurnalis Wall Street Journal melaporkan, tanpa menyebutkan sumbernya, bahwa perundingan tersebut mungkin akan berlangsung di Roma akhir pekan ini.

Iran menandatangani perjanjian nuklir dengan China, Prancis, Rusia, Inggris, AS, dan Jerman, serta Uni Eropa, pada 2015. Kesepakatan itu mengharuskan Iran untuk mengurangi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi.

Namun, AS menarik diri dari kesepakatan itu pada 2018 pada masa jabatan Trump yang pertama dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran, yang merusak perjanjian itu.

Baca Juga: Donald Trump: Iran Tak Butuh Energi Nuklir Sipil, Mereka Punya Cadangan Minyak Besar

Menanggapi langkah AS tersebut, Iran mengumumkan akan mengurangi komitmen pada perjanjian itu dengan mengabaikan pembatasan penelitian nuklir dan tingkat pengayaan uranium.***

Halaman:

Berita Terkait