Korea Utara Gelar Latihan Gabungan untuk Tingkatkan Kesiapan Operasional Kekuatan Nuklir
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Sabtu, 10 Mei 2025 04:45 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) atau Korea Utara menggelar latihan serangan gabungan di front timur dengan menggunakan artileri jarak jauh dan sistem rudal, seiring pemimpin tertinggi negara tersebut menekankan pentingnya meningkatkan kesiapan tempur kekuatan nuklir.
Demikian menurut kantor berita resmi Korean Central News Agency (KCNA) pada Jumat, 9 Mei 2025. KCNA mengatakan latihan Korea Utara tersebut dilakukan pada Kamis, 8 Mei 2025, sebagai respons atas Amerika Serikat (AS) dan sekutunya yang melakukan serangkaian latihan operasi nuklir di Semenanjung Korea dan area sekitarnya.
Korea Utara menyebut langkah AS tersebut sebagai tindakan sembrono yang memperburuk situasi dan mengharuskan angkatan bersenjata RRDK untuk mempertahankan kemampuan reaksi cepat dan postur perang yang menyeluruh.
Baca Juga: Kuasa Usaha Korea Utara, So Kwang Yun: Persahabatan dengan Indonesia Warisan Sangat Berharga
Latihan gabungan itu akan secara efektif menunjukkan postur reaksi cepat dan kemampuan angkatan bersenjata RRDK untuk merespons situasi militer yang berkembang akibat musuh memperburuk keadaan di kawasan sensitif tersebut, kata KCNA, mengutip pernyataan dari juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional.
Latihan tersebut, yang melibatkan sistem roket multi-layer 600 mm dan rudal balistik taktis Hwasongpho-11-Ka, bertujuan untuk memastikan unit-unit militer mempelajari prosedur operasional sistem serangan roket dan rudal sesuai dengan sistem manajemen gabungan senjata nuklir negara, papar laporan itu.
Saat memimpin latihan tersebut, Sekretaris Jenderal Partai Buruh Korea sekaligus Presiden Urusan Negara RRDK Kim Jong Un menekankan pentingnya secara konsisten menyempurnakan kesiapan tempur normal kekuatan nuklir untuk mencegah perang serta berperang.
RRDK akan terus "secara bertahap meningkatkan kemampuan serangan presisi jarak jauh dan efisiensi sistem persenjataan, berdasarkan pada lingkungan keamanan negara kami dan kebutuhan realistis dalam perang modern," tutur Kim Jong Un seperti dikutip KCNA.***