DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Paus Baru di Era Artificial Intelligence

image
Ilustrasi (Istimewa)

Kini, Paus harus menghadapi tantangan yang tak terlihat oleh mata: software yang membentuk jiwa, bias algoritma yang menyerupai dosa asal, dan suara buatan yang bisa menggantikan suara hati.

Namun justru di situlah keindahan panggilan ini.

Sebab zaman boleh berubah, teknologi boleh berkembang. Namun tugas Paus tetap satu: mewartakan kasih yang tak dapat diprogramkan.

Ketika dunia mencari kecepatan, Paus baru mengajarkan keheningan. Ketika dunia percaya pada data, ia mengingatkan nilai misteri.

Dan ketika dunia mulai menyembah kecanggihan, ia berlutut di hadapan salib, sambil berkata:

“Mesin boleh membuat segalanya efisien. Tapi hanya cinta yang membuat hidup menjadi suci.”

-000-

Di akhir hayatnya kelak, bagaimana dunia akan mengingat Paus Leo XIV?

Saya membayangkan ia tidak dikenang sebagai pemimpin yang revolusioner dalam liturgi, tetapi sebagai penjaga jiwa di tengah badai piksel.

Ia diingat sebagai penulis etika AI pertama dalam sejarah kekristenan, dan saksi bahwa iman tetap hidup—bahkan ketika mesin mulai memahami kita.

Halaman:

Berita Terkait