Presiden Prabowo Sebut Kamboja Cari Pasar Ekspor Baru Karena Produksi Beras Indonesia Melimpah
- Penulis : M. Ulil Albab
- Selasa, 06 Mei 2025 04:40 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Presiden RI Prabowo Subianto menyebutkan, Presiden Senat Kerajaan Kamboja Hun Sen dalam kunjungan kehormatannya ke Istana Merdeka pada Senin, 5 Mei 2025 mengaku akan mencari pasar ekspor baru karena produksi beras Indonesia yang melimpah.
Dalam Sidang Kabinet Paripurna terkait evaluasi enam bulan pemerintahan, Prabowo mengatakan, produksi beras Indonesia menjadi hal pertama yang disampaikan Presiden Senat Hun Sen saat Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyambutnya saat tiba di Bandara.
"Yang pertama disampaikan adalah 'kami perhatikan bahwa prestasi Indonesia luar biasa, produksi berasnya sangat baik sampai berlimpah. Ini akan berpengaruh pada kita karena biasanya Indonesia beli beras dari kita, tapi tahun ini Kamboja harus cari pasar baru karena Indonesia tidak akan impor," kata Prabowo saat memberikan pengantar Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin.
Baca Juga: BP3MI Tindak Lanjuti Laporan Agung Hariyadi, Warga Tanjungpinang yang Dijual ke Kamboja
Presiden menilai produksi beras Nasional yang berlimpah merupakan sebuah prestasi bagi Indonesia, bahkan memengaruhi pasar negara lain, mengingat Kamboja juga menjadi salah satu negara asal beras impor di Indonesia.
Dalam arahannya, Presiden menyebutkan capaian besar pemerintah dalam sektor pertanian, khususnya produksi beras dan jagung menunjukkan peningkatan signifikan pada tahun ini.
"Salah satu prestasi kita yang dirasakan yang riil dan tidak bisa dibuat-buat adalah bahwa produksi beras dan jagung kita. Saya dapat laporan sekarang, sangat berhasil. Bahkan dibandingkan dengan tahun-tahun terdahulu," kata Presiden.
Baca Juga: KBRI Phnom Penh Tangani 841 Kasus Warga Indonesia di Kamboja Selama Januari-Februari 2025
Kepala Negara mengungkapkan, Sumatra Selatan yang biasanya memproduksi sekitar 3 juta ton beras per tahun, tahun ini diperkirakan akan mencapai 4 juta ton.
Peningkatan 25 persen ini, menurutnya, merupakan prestasi luar biasa yang tidak hanya membanggakan secara nasional, tetapi juga mencerminkan keberhasilan Indonesia dalam mengelola krisis pangan global.
Presiden juga menyampaikan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah, cadangan beras yang dimiliki pemerintah berada dalam posisi tertinggi. Ini menjadi indikator kuat bahwa strategi penguatan ketahanan pangan berjalan efektif.
Baca Juga: Dubes Kamboja Tean Samnang Puji Peran Indonesia dalam Proses Perdamaian di Negaranya
"Jumlah tonase beras yang sekarang berada di tangan pemerintah, saya dapat laporan, adalah tertinggi sepanjang sejarah NKRI," ucapnya.
Presiden menekankan bahwa capaian ini bukan hasil kebetulan, melainkan buah dari perencanaan matang dan kerja keras seluruh jajaran pemerintah.
Prabowo juga mengapresiasi koordinasi yang kuat jajaran pemerintah dalam menyikapi ancaman El Nino dan La Nina yang berdampak pada pertanian.
Baca Juga: Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn: Hun Sen Berhasil Ubah Kamboja Menjadi Negara Damai dan Stabil
Presiden juga menyoroti salah satu kunci keberhasilan menghadapi kekeringan adalah pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia. Prabowo menyebutkan bahwa Indonesia memiliki banyak sungai yang tidak pernah kering, seperti Kali Brantas, Bengawan Solo, hingga Sungai Citarum.
Presiden mengatakan kunci utama dari pengairan sungai adalah pengadaan pompa air. Pemerintah mengadakan puluhan ribu pompa air untuk mengalirkan air dari sungai-sungai besar di berbagai daerah.***