DECEMBER 9, 2022
Buku

Pengantar dari Denny JA untuk Buku Dr. Sri Sulistyaningsih: “Membangun Karakter Bangsa…”

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

ORBITINDONESIA.COM - Pada suatu pagi musim gugur di Tokyo, tahun 2020. Seorang gadis kecil bernama Mayako Matsumoto pulang sekolah bersama ibunya.

Dalam perjalanan, ia menemukan sebuah dompet kulit hitam yang berat, penuh lembaran yen dan kartu identitas. Tak ada orang di sekitar.

Mayako menatap ibunya. Sang ibu hanya tersenyum dan berkata, “Kita bawa ke kantor polisi, ya.”

Sejam kemudian, dompet itu telah kembali ke pemiliknya. Mayako hanya menerima beberapa permen sebagai ucapan terima kasih. Tak lebih. Tak ada sorotan. Tak ada tepuk tangan.

Namun kisah ini viral. Bukan karena nilai dompetnya, melainkan karena sikap spontan yang lahir dari budaya kejujuran.

Di Jepang, nilai-nilai kejujuran bukan hasil ceramah panjang. Ia tumbuh dari rumah, dari sekolah, dari teladan masyarakat.

Karakter bukan sesuatu yang dihafal, melainkan ditumbuhkan. Ia lahir dari kebiasaan yang konsisten, dari sistem yang memperkuat nilai—bukan sekadar mengulang-ulangnya.

-000-

Kisah itu menggugah saya kembali saat membaca buku Dr. Sri Sulistyaningsih: Membangun Karakter Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045.

Buku ini bukan sekadar telaah akademik, tapi seruan untuk membangkitkan nurani:

Halaman:

Berita Terkait