DECEMBER 9, 2022
Internasional

PBB Minta Israel Cabut Blokade Bantuan Kemanusiaan ke Gaza, Penutupan Akses Itu Hukuman Kolektif yang Kejam

image
Arsip - Seorang anak terjepit di antara pengungsi yang berebut mengambil jatah makanan di sebuah tempat pengungsian di Gaza. (ANTARA/HO-Anadolu/pri)

ORBITINDONESIA.COM - PBB menyerukan Israel untuk mencabut blokade terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, dengan mengatakan bahwa penutupan akses bantuan yang sangat dibutuhkan merupakan "hukuman kolektif yang kejam."

"Hukum internasional tidak dapat dibantah: Sebagai kekuatan pendudukan, Israel harus mengizinkan masuknya dukungan kemanusiaan. Bantuan, dan nyawa warga sipil yang diselamatkan, tidak boleh menjadi alat tawar-menawar," kata koordinator bantuan darurat PBB Tom Fletcher pada Kamis, 1 Mei 2025.

Blokade yang diberlakukan Israel, ujarnya, menyebabkan warga sipil kelaparan dan tak mendapat dukungan medis dasar.

Baca Juga: Donald Trump Minta PM Israel Netanyahu "Bersikap Baik" Terhadap Warga Palestina di Jalur Gaza

Ia mengingatkan bahwa blokade tersebut merampas martabat dan harapan, serta dapat membunuh warga sipil.

"Gerakan kemanusiaan bersifat independen, tidak memihak, dan netral. Kami percaya bahwa semua warga sipil sama-sama layak mendapatkan perlindungan," kata Fletcher, yang menggarisbawahi bahwa PBB tetap siap untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa, meskipun ada risikonya.

"Namun, seperti yang telah diperjelas oleh Sekretaris Jenderal PBB (Antonio Guterres), modalitas terbaru yang diusulkan oleh otoritas Israel tidak memenuhi standar minimum untuk dukungan kemanusiaan yang berprinsip," katanya.

Baca Juga: Parah, Harga Kebutuhan Pokok di Gaza Melonjak Hingga 527 Persen

Fletcher mendesak Israel untuk mencabut "blokade brutal” itu dan mengizinkan para pekerja kemanusiaan menyelamatkan nyawa warga sipil.

"Bagi warga sipil yang tidak terlindungi, tidak ada permintaan maaf yang cukup. Namun, saya benar-benar menyesal bahwa kami tidak dapat menggerakkan masyarakat internasional untuk mencegah ketidakadilan ini,” tuturnya.

Sejak 2 Maret, Israel telah menutup penyeberangan Gaza, menghalangi pasokan penting memasuki daerah kantong Palestina meskipun ada banyak laporan tentang kelaparan di wilayah yang dilanda perang itu.

Baca Juga: Kemkes Gaza: Lebih dari 360 Tenaga Kesehatan Ditangkap Israel

Tentara Israel melanjutkan serangannya di Gaza pada 18 Maret, setelah pada 19 Januari sempat menyepakati gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan dengan kelompok pejuang Palestina, Hamas.

Sedikitnya 52.400 warga Palestina tewas di Gaza selama serangan brutal Israel sejak Oktober 2023.***

Halaman:

Berita Terkait