DECEMBER 9, 2022
Internasional

Otoritas Gaza Sebut Blokade Kebutuhan Pokok oleh Israel Membunuh Perlahan Warga Palestina

image
Kesulitan kebutuhan pokok warga Palestina di Gaza (Foto: ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Otoritas Gaza pada Selasa, 22 April 2025 memperingatkan bahwa blokade Israel terhadap masuknya kebutuhan pokok telah memperburuk kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza dan secara lahan membunuh lebih dari dua juta orang di daerah kantong itu.

“Sekitar 2,4 juta warga Palestina menderita kerawanan pangan yang parah dan dahsyat,” ujar Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza, Ismail Thawabteh kepada Anadolu.

Ia mengatakan lebih dari 90 persen penduduk Gaza bergantung sepenuhnya pada bantuan pangan.

Baca Juga: Paus Tawadros II, Pemimpin Koptik Mesir: Warga Palestina di Gaza Hadapi Ketidakadilan Mengerikan

“Bantuan pangan tidak lagi datang karena Israel menutup penyeberangan Gaza dan mencegah masuknya bantuan,” tambahnya.

Thawabteh mengatakan, puluhan toko roti telah berhenti beroperasi karena kekurangan tepung dan bahan bakar.

“Program dan organisasi internasional terpaksa menghentikan dukungan mereka terhadap distribusi makanan dan operasi toko roti, sementara beberapa toko roti keliling beroperasi dengan kapasitas yang sangat terbatas.

Baca Juga: Ma’ruf Amin: Tidak Ada Masalah tentang Rencana Evakuasi Warga Palestina di Gaza ke Indonesia

"Gaza menghadapi ancaman bencana kelaparan yang semakin nyata, dan sebagian wilayahnya sudah mengalami hal itu," katanya.

Sejak 2 Maret, Israel telah menutup perlintasan Gaza, menghalangi pasokan penting memasuki daerah kantong itu meskipun terdapat banyak laporan tentang bencana kelaparan di wilayah yang dilanda perang tersebut.

Tentara Israel melanjutkan serangan di Gaza pada 18 Maret, menghancurkan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan yang tercapai pada 19 Januari.

Baca Juga: UNRWA: Hampir 600 Anak Tewas, 1.600 Terluka Akibat Serangan Baru Israel di Jalur Gaza

Israel telah membunuh lebih dari 51.200 warga Palestina di daerah kantong tersebut sejak Oktober 2023, sebagian besar perempuan dan anak-anak.***

Berita Terkait