DECEMBER 9, 2022
Internasional

RSF: Kebebasan Pers Dunia Tergerus Tekanan Ekonomi, Peringkat Indonesia Turun 16 Tingkat

image
angkapan layar halaman Indeks Kebebasan Pers 2025 di situs Reporters Without Borders yang menampilkan skor Indonesia. (rsf.org)

ORBITINDONESIA.COM - Reporters Without Borders atau RSF pada Jumat, 3 Mei 2025, merilis Indeks Kebebasan Pers Dunia 2025 dengan mengatakan bahwa selain masih mengalami kekerasan, pers global juga mengalami tekanan ekonomi.

Organisasi non-pemerintah RSF, yang didirikan pada 1985 dan berbasis di Paris, melaporkan bahwa kebebasan pers di dunia "berada pada titik terendah" dan kondisinya "kritis" karena penurunannya terus berlanjut pada tahun ini.

Dalam pernyataan di situs resminya, RSF mengatakan bahwa di tengah menurunnya kebebasan pers di banyak negara di dunia, ada satu faktor utama yang secara serius melemahkan media yakni tekanan ekonomi.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Akan Umumkan Sanksi dan Larangan Visa Bagi Pelanggar Kebebasan Pers di Dunia

Indikator ekonomi dalam penyusunan peringkat indeks dengan jelas menunjukkan bahwa media massa kini menghadapi dilema antara mempertahankan independensi pemberitaan dan memastikan kelangsungan hidup mereka, menurut pernyataan itu.

"Ketika media berita terkendala secara finansial, mereka akan terjerumus dalam persaingan untuk menarik khalayak dengan mengorbankan pemberitaan yang berkualitas," kata Anne Bocande, Direktur Editorial RSF, dalam pernyataan itu.

Dia menambahkan bahwa kemandirian media secara finansial menjadi syarat untuk memastikan ketersediaan informasi yang bebas dan dapat dipercaya untuk kepentingan publik.

Baca Juga: PBB Kecam Pelanggaran Kebebasan Pers oleh Israel Terkait Penutupan Kantor Lokal Al Jazeera di Yerusalem

Menurut data yang dikumpulkan oleh RSF untuk Indeks Kebebasan Pers Dunia 2025, di 160 dari 180 negara yang dinilai, media mengalami kesulitan keuangan dan bahkan ada yang tidak memiliki anggaran sama sekali.

Di sepertiga dari 180 negara itu, sejumlah media terpaksa ditutup karena kesulitan ekonomi. Kondisi itu terjadi di Amerika Serikat, Tunisia, dan Argentina.

Situasi di Palestina bahkan lebih buruk. Di Jalur Gaza, serangan Israel telah menghancurkan gedung-gedung media dan menewaskan hampir 200 wartawan.

Baca Juga: Jalan Hidup Jurnalisme: Buku tentang Kebebasan Pers Indonesia Karya Sasmito Madrim, AJI Indonesia

RSF menuding raksasa teknologi global seperti Google, Apple, dan Meta (Facebook) telah merebut pendapatan iklan yang selama ini menjadi penopang hidup media.

Halaman:

Berita Terkait