Masakan Asia Tenggara Kian Digemari di Kota Nanning, China
- Penulis : Abriyanto
- Minggu, 04 Mei 2025 05:40 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Pada liburan Hari Buruh (May Day) tahun ini, banyak pengunjung berbondong-bondong mengunjungi Nanning, China. Selain bertamasya, mereka juga berniat untuk menikmati kuliner lokal dan kuliner ASEAN yang autentik di kota itu.
Di platform media sosial China RedNote, sebuah unggahan yang menanyakan "kota terlezat" di China mendapat komentar yang merekomendasikan Nanning, yang mendapatkan lebih dari 2.400 like.
Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi terletak bersebelahan dengan negara-negara ASEAN, berperan sebagai pintu gerbang utama antara China dan Asia Tenggara. Nanning, ibu kota daerah otonom itu, memiliki posisi yang unik untuk merangkul budaya kuliner yang kaya dan beragam dari negara-negara tetangganya.
Baca Juga: Bisnis Kuliner Menu Nusantara di Kota Depok, Jawa Barat Tetap Cerah
Dalam sebuah acara terbuka, Wali Kota Nanning Hou Gang mengatakan kota tersebut memiliki rute penerbangan langsung dua arah dengan 10 negara ASEAN, sehingga masyarakat bisa "menikmati semangkuk Laoyoufen di Nanning pada pagi hari, menikmati kopi di Hanoi pada siang hari, dan menyantap durian di Kuala Lumpur pada sore hari."
Di Nanning, kuliner ASEAN tidak hanya disuguhkan dalam acara-acara khusus, tetapi juga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Hidangan lokal berbagi popularitas dengan salad pepaya Thailand dan kudapan khas Indonesia. Di sana, cita rasa internasional berbaur dan memenuhi lorong-lorong dan kios-kios kota.
Seorang kolega yang berusia 40-an tahun mengatakan bahwa sejak 2004, gelombang restoran Asia Tenggara bermunculan di Nanning. Pada tahun tersebut, Pameran China-ASEAN (China-ASEAN Expo) pertama digelar di kota itu, dan sejak saat itu diselenggarakan setiap tahun di sana.
Baca Juga: Pemkab Kulon Progo, DI Yogyakarta Adakan Saron Gender Wisata Ramadan di Plaza Kuliner Glagah
Kota Nanning telah menarik minat banyak pemilik restoran Asia Tenggara. Beberapa di antara mereka adalah warga China yang menyukai masakan Asia Tenggara, sementara yang lainnya adalah warga Asia Tenggara yang pindah ke Nanning bersama keluarga mereka. Ada pula yang dulunya pelajar internasional asal Asia Tenggara, yang kemudian memulai bisnis mereka sendiri setelah menyelesaikan studi.
Toko camilan Indonesia milik Wei Zhaoxia menjadi viral di platform media sosial setempat, dan direkomendasikan oleh banyak orang karena rasanya yang autentik dan bahan-bahannya yang sehat.
Berbagai jajanan tradisional Indonesia, termasuk kue lapis, bacang ketan, kue dadar gulung kelapa, kue sagu, dan kue ku yang baru matang, yang melambangkan harapan untuk kesehatan dan umur panjang, tertata rapi di tokonya.
Wei adalah warga keturunan Tionghoa-Indonesia, dan dia menamai tokonya dengan nama keluarga ibunya. "Saya mewarisi keahlian memasak dari ibu saya," tutur Wei. Wanita paruh baya itu bercerita bahwa kue-kue buatannya pada awalnya hanya populer di lingkungan sekitarnya. Namun, seiring munculnya media sosial, dia berhasil memperluas jangkauannya dan menarik pelanggan baru, termasuk banyak mahasiswa Indonesia.