DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Puluhan Ribu Warga Ramaikan Festival Rimpu Mantika 2025 di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat

image
Masyarakat meramaikan Festival Rimpu Mantika 2025 di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 26 April 2025. ANTARA/Ady Ardiansah

ORBITINDONESIA.COM - Sebanyak puluhan ribu warga masyarakat bertumpah ruah dalam Pawai Rimpu pada puncak perayaan Festival Rimpu Mantika 2025 di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Wali Kota Bima, Rahman dalam keterangan resmi di Mataram, Sabtu, 26 April 2025, mengapresiasi antusiasme masyarakat dalam melestarikan budaya lokal melalui festival tersebut.

"Saya memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Pemerintah Kota Bima juga pada masyarakat yang sudah berpartisipasi," ujarnya.

Baca Juga: Bikin Haru, Satu Keluarga Alami Kecelakaan di Kota Bima, Anak Saksikan Ayah dan Ibunya yang Hamil Tewas

Rahman menuturkan Festival Rimpu sebagai ruang ekspresi budaya, ruang kolaborasi ekonomi kreatif dan sekaligus panggung promosi pariwisata.

Menurutnya, pengemasan festival tahun ini lebih inklusif, kaya warna, serta sarat makna dan filosofi tentang peradaban masyarakat di Bima.

Bagi warga Bima, rimpu tidak sekadar kain tenun yang dililitkan pada kepala. Namun, simbol kehormatan perempuan Bima. 

Baca Juga: Pilkada Kota Bima: Anggota DPR RI Rudi Mbojo Gandeng Istri Mantan Wali Kota Bima Sebagai Calon Wakilnya

Festival Rimpu menjadi bagian langkah konkret Pemerintah Kota Bima dalam mendukung visi pembangunan daerah berbasis budaya dan kearifan lokal.

"Kami percaya dan meyakini, budaya Rimpu bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga kunci menatap masa depan," kata Rahman.

Sejak pukul 06.20 WITA, 26 April 2025, peserta sudah berdesakan dan memenuhi lokasi start di Paruga Nae Convention Hall.

Baca Juga: Kota Bima Nusa Tenggara Barat Gandeng ITS Surabaya Tingkatkan SDM dan Kembangkan Ekonomi Biru

Mereka datang dengan mengenakan busana tradisional Rimpu, simbol kehormatan dan identitas perempuan suku Mbojo. Sedangkan, laki-laki memakai Sambolo dan Saremba Tembe.

Pawai berakhir di Lapangan Serasuba sekitar pukul 13.00 WITA. Suasana kota dipenuhi warna-warni kain Nggoli berbentuk Rimpu, Sambolo, dan Tembe (Sarung). Semangat kebersamaan yang mencerminkan harmoni dalam keberagaman.

Setelah berjalan kaki sekitar satu kilometer di Lapangan Serasuba, mereka disuguhkan sejumlah hiburan dan mengikuti undian berhadiah berupa lima unit sepeda motor.

Baca Juga: Kejaksaan Tinggi NTB Periksa WNA Swiss William John Matheson dalam Perkara Eksploitasi Air Gili Trawangan

Direktur Fasyen Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) RI, Rohani Astuti mengatakan pihaknya mendukung penuh pengembangan budaya lokal sebagai bagian dari industri kreatif nasional.

"Rimpu sebagai aset budaya yang potensial untuk diperkenalkan ke tingkat internasional," ucapnya.

Rohani menyampaikan bahwa Festival Rimpu telah menjadi etalase betapa besarnya potensi daerah dan diberi peluang untuk berkembang. Festival bukan hanya sebagai perayaan budaya, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi daerah.

Baca Juga: ITDC Gandeng Perusahaan Modal Asing Investasikan Rp2 Triliun Bangun Hotel di Mandalika NTB

Dia memandang Festival Rimpu memberi ruang untuk promosi dan transaksi langsung kepada pelaku UMKM, seniman, desainer maupun kreator lokal.

"Ekonomi kreatif harus mampu menghasilkan nilai tambah, harus berdampak nyata, secara ekonomi kepada pelakunya," pungkas Rohani.***

Halaman:

Berita Terkait