Ketua Umum ALFI Akbar Djohan Usulkan Pemanfaatan Pelabuhan Alternatif Kurangi Kongesti Tanjung Priok
- Penulis : Mila Karmila
- Sabtu, 26 April 2025 06:55 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Akbar Djohan mengusulkan pemanfaatan pelabuhan alternatif di luar Tanjung Priok, guna mengurangi kongesti serta meningkatkan efisiensi dan kepastian layanan ekspor-impor logistik.
Ketua Umum ALFI Akbar Djohan dalam Halal Bihalal dan Forum Group Discussion yang diselenggarakan ALFI di Menara Kadin Jakarta, Jumat, 25 April 2025 mengatakan salah satu pelabuhan yang dapat menjadi alternatif sebagai hub pelaksanaan ekspor-impor yakni pelabuhan yang ada di wilayah Banten.
"Kami usulkan dan nanti sebentar lagi Pak Gubernur (Banten Andra Soni) akan sowan ke Bu Wamen (Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri) untuk bagaimana pelabuhan di Banten bisa menjadi opsi sebagai hub internasional untuk pelaksanaan ekspor dan impor," kata Akbar Djohan.
Baca Juga: Tiga Kapal Perang Angkatan Laut China Sandar di Pelabuhan Tanjung Priok Sampai 27 Desember
Dia menyampaikan hal itu merespons terjadinya kongesti di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang sempat terjadi pada Jumat, 18 April 2025, sehingga berdampak besar secara material, waktu pengiriman, hingga mengganggu reputasi logistik nasional.
Peristiwa kemacetan tersebut memicu perhatian karena mengganggu tata kelola supply chain dan memunculkan kebutuhan untuk mencari solusi jangka pendek maupun panjang guna menghindari gangguan serupa.
ALFI mengusulkan kepada Wakil Menteri Perdagangan untuk mempertimbangkan pelabuhan di Banten sebagai hub internasional ekspor-impor, demi mengurangi beban berlebih yang selama ini ditanggung Tanjung Priok.
Baca Juga: Warga Kebon Bawang Tanjung Priok Keberatam Pembangunan Tiang Listrik SUTET
Pelabuhan alternatif itu didukung konektivitas tol dan rel kereta dari kawasan industri besar di Cirebon hingga ke Surabaya, sehingga dinilai siap mendukung distribusi logistik nasional secara efisien.
Saat ini terdapat tiga hingga empat Badan Usaha Pelabuhan di wilayah tersebut, termasuk milik Krakatau Steel dan pemerintah daerah, yang dinilai siap berperan dalam mendukung arus logistik nasional.
"Artinya ada opsi untuk mengurangi kongesti dari pada pelayanan Pelabuhan Tanjung Priok. Tentu ini tidak lain bagaimana isu selama ini biaya logistik kita selalu tinggi, tetapi juga kita tidak perlu memberikan biaya logistik yang murahan, tapi sebaliknya adalah affordable (terjangkau)," tuturnya.
Baca Juga: KAI Commuter Terima Kedatangan Dua "Train Set" Sarana KRL Baru di Pelabuhan Tanjung Priok
ALFI menekankan perlunya layanan pelabuhan yang tidak hanya efisien, namun juga memiliki biaya logistik yang terjangkau serta kepastian layanan dari aspek regulasi dan prosedur bea cukai.