DECEMBER 9, 2022
Kolom

Sudah Tepatkah Sikap Presiden Prabowo Merespons Tarif Trump?

image
Presiden Prabowo Subianto (Foto: ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Cara Presiden Prabowo Subianto dalam menyampaikan sikap resmi Pemerintah RI atas kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) menarik untuk dikupas.

Berbeda dari kepala negara lainnya dalam merespons tarif Trump, Prabowo memilih menggelar acara komunikasi inklusif bertajuk Sarasehan Ekonomi. Forum terbuka ini juga menjadi upaya untuk mengikis anggapan tentang buruknya komunikasi pemerintahannya.

Jika Perdana Menteri Singapura Lawrance Wong memilih menyampaikan sikap negaranya dari sebuah ruang kerja sunyi yang menyerupai perpustakaan pribadi dan menyiarkannya melalui akun media sosial, Prabowo mengambil pendekatan yang kontras.

Baca Juga: PM Mark Carney: Kanada Perkuat Hubungan dengan "Sekutu Terpercaya seperti Prancis"

Dalam forum tersebut, ia mengundang para pelaku ekonomi dan memboyong jajaran kabinet untuk menjelaskan secara terbuka fondasi ekonomi nasional.

Presiden meminta seluruh pejabat berbicara secara detail, jernih, dan terbuka. Hadir di antaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf. Mereka berbicara langsung kepada publik, bahkan membuka ruang dialog.

Langkah ini layak diapresiasi karena menunjukkan komitmen untuk membuka komunikasi publik secara inklusif. Meski sebagian kalangan menilai pendekatan semacam itu justru mencerminkan sikap impulsif dan kegagapan pemerintah dalam merespons krisis, keberanian untuk terbuka tetap layak dipuji.

Baca Juga: PM Kanada Mark Carney Iyaratkan Akan Ada Perundingan Dagang dengan AS

Presiden Prabowo layak mendapat apresiasi karena secara jujur dan terang menyatakan bahwa kebijakan tarif Trump telah menimbulkan ketidakpastian dan kecemasan global.

Setidaknya, ia tidak menyembunyikan kenyataan, melainkan berupaya menyampaikan bahwa Indonesia memiliki modal dasar untuk menghadapi ketidakpastian tersebut.

Setelah hampir sepekan mempersiapkan diri, Prabowo akhirnya menyampaikan sikap resmi Pemerintah untuk mengambil langkah yang tidak populer namun penuh perhitungan, memilih jalur negosiasi, bukan retaliasi, dalam menghadapi kebijakan tarif resiprokal Presiden Donald Trump.

Baca Juga: AISMOLI: Kebijakan Tarif Resiprokal Donald Trump Berpotensi Ganggu Industri Otomotif Tanah Air

Ketika negara-negara besar seperti Tiongkok dan Uni Eropa membalas kebijakan Washington dengan tarif tandingan dalam pusaran perang dagang global, Indonesia justru memilih bersikap hati-hati dan diplomatis.

Halaman:

Berita Terkait