Mengenali Trumpisme, Paham Pemicu Transformasi Kolosal Lanskap Global
- Penulis : M. Ulil Albab
- Senin, 07 April 2025 08:35 WIB

Terakhir, Trumpisme juga menampilkan ciri khas keputusan politik sebagai transaksional, yaitu membuat aliansi dan kesepakatan perdagangan bukan berdasarkan nilai utama yang telah mapan, tetapi lebih berdasarkan apakah hal itu menguntungkan (terutama secara ekonomi) bagi pemerintahan Trump dan sejawatnya.
Mendorong perpecahan
Mereka yang menentang Trumpisme berpendapat bahwa paham tersebut sebenarnya akan mengarahkan kepada melebarnya polarisasi atau perpecahan di masyarakat, xenofobia, retorika anti-imigran, dan merusak norma-norma demokrasi.
Baca Juga: Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin: Globalisasi dan Perang Asimetris
Selain itu, gaya Trump dituduh mendorong perpecahan, merusak kepercayaan pada lembaga-lembaga yang tradisional telah mapan selama ini, serta berkontribusi pada kecenderungan otoritarianisme.
Semua efek dari Trumpisme tersebut juga dicemaskan tidak akan berakhir setelah Trump tidak lagi menjabat sebagai presiden.
Namun, dengan mencontoh kepada Trump, maka pendekatan terhadap nasional populis serta retorika antikemapanan juga telah meresap ke banyak pemilih AS sehingga akan banyak politisi lain di masa mendatang yang akan mengadopsi atau menyelaraskan diri dengan ide-ide ini.
Baca Juga: Kadin Indonesia Fokus Jalankan Empat Quick Win Meliputi Makan Bergizi Gratis Sampai PKG
Hal tersebut, pada dampaknya, akan membuat Trumpisme menguap tetapi akan merajalela tidak hanya di AS, tetapi juga ke berbagai negara di tingkat global.
Uniknya, berbagai pakar telah mengemukakan bahwa pemikiran nasionalis-populis ala Trump sebenarnya mengingatkan diri kepada masa lalu (baca: era kolonial).
Erik Strikwerda, Associate Professor bidang ilmu sejarah di Athabasca University (universitas terbuka di Kanada), menulis di laman media nirlaba The Conversation dengan artikel berjudul "Stuck in the past: Trump tariffs and other policies are dragging the U.S. back to the 19th century" pada 3 April 2025.
Baca Juga: Mengkaji Opsi Tidak Dalam Hantaman "Nuklir" Tarif Trump
Menurut Strikwerda, berbagai program seperti pemangkasan pegawai dan pembekuan lembaga oleh Trump akan mengulangi pola abad ke-19 yang dampaknya sebenarnya akan membuat orang kaya semakin kaya dan menghancurkan program-program sosial yang sangat diandalkan jutaan orang.