Puisi Esai Denny JA: Emha Ainun Nadjib, Penjaga Mata Air Spiritual Nusantara
- Penulis : Krista Riyanto
- Minggu, 06 April 2025 13:46 WIB

Intelektual organik adalah mereka yang tumbuh bersama rakyat,
bukan dari atas menara gading universitas.
Ia tidak mengutip teori asing semata,
tapi memetik hikmah dari warung kopi, musala, dan jalanan.
Emha adalah contoh langka.
Ia bisa mengevaluasi pemikiran sangat modern dan Jalaluddin Rumi dalam satu tarikan napas.
Tapi ia memilih bicara tentang makna puasa kepada ibu-ibu di lereng Merapi.
Bersama Syeikh Nursamad Kamba, ia mendirikan Maiyah, forum rakyat yang menggabungkan zikir, diskusi, dan puisi.
Di situ, anak punk bisa duduk berdampingan dengan ustaz.
Dan semuanya mendengar satu sama lain, dalam cinta.
-000-
Sudah lama saya mendengar Emha sakit.
Ia tak lagi banyak menulis.
Tubuhnya mungkin lelah,
tapi karya-karyanya tetap berjalan tanpa lelah.
Maiyah—forum yang secara rutin hadir di Jakarta dan daerah lain, dalam suasana spiritual dan kultural yang unik—
masih hidup.
Puisi-puisinya masih dibacakan.
Video ceramahnya masih viral di media sosial.
Anak-anak muda menemukan Tuhan melalui puisinya, bukan dari doktrin keras.
Ia mungkin diam sekarang.
Tapi suara spiritualnya terus mengalir seperti mata air.
Tenang, tapi menghidupi.
Tak gaduh, tapi menembus relung.
Bening.