DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA: Aku, Bastille

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Aku, yang dulu kekal,
hancur menjadi puing-puing.

Mereka bersorak,
mereka menari di atas tubuhku yang remuk,
mereka mencium tanah,
seolah kebebasan akhirnya lahir dari rahim batu.

Para tahanan berhamburan keluar,
matanya buta oleh cahaya.
Mereka gemetar di bawah langit yang terlalu biru.

Rakyat mengangkat senjata ke udara,
tapi di antara sorak kemenangan,
aku melihat sesuatu yang lain.

Dari reruntuhanku,
aku melihat pria-pria yang dulu tertindas,
kini berdiri di tempat raja-raja yang telah jatuh.
Aku melihat tangan yang dulu gemetar,
kini menggenggam tongkat kekuasaan.

Api membakar bendera raja, abu takhta beterbangan ke udara.
Di antara runtuhan batu dan darah,
tangan tanpa tubuh masih mencengkeram bendera kerajaan.

Aku melihat bayangan takhta,
dipahat dari pecahan tubuhku sendiri.

Dan aku bertanya—

Dulu aku penjara, kini aku puing.
Apakah kebebasan benar-benar lahir,
atau aku hanya digantikan oleh rantai yang baru?***

Jakarta, 17 Februari 2025

Halaman:

Berita Terkait