Penelitian 3 Kampus Ternama Bantah Ada Zat Berbahaya di Air Minum, Isu BPA Pada Galon Hanya Hoaks
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 15 Februari 2025 07:10 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Isu migrasi Bisphenol A (BPA) dari galon polikarbonat atau guna ulang ke dalam air minum kembali mendapat bantahan melalui hasil penelitian. Bantahan kali ini datang dari penelitian independen yang dilakukan Kelompok Studi Kimia Organik Universitas Sumatera Utara (USU).
Kelompok studi tersebut melakukan uji migrasi BPA terhadap empat merek air kemasan galon lokal maupun nasional terpopuler di Kota Medan, Sumatera Utara. Keempat sampel tersebut terdiri dari dua merek produk AMDK nasional terpopuler yaitu AQUA dan Prima, serta dua sampel merek lokal yaitu Amoz dan Himudo.
Masing-masing merek diambil tiga sampel dari titik distribusi yang berbeda. Sampel diambil pada tiga kondisi penyimpanan, yaitu kondisi normal atau tidak terpapar matahari langsung, serta kondisi dengan paparan sinar matahari langsung selama 5 dan 10 hari.
Baca Juga: IAKMI: Tak Perlu Label "Potensi BPA" pada Galon Air Minum Dalam Kemasan Terstandardisasi
Sampel diuji menggunakan alat ukur High-Performance Liquid Chromatography (HPLC) atau Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) yang merupakan instrumen yang sangat canggih untuk mendeteksi kandungan BPA dalam air hingga level mikrogram per liter (μg/L).
Hasilnya, penelitian tidak mendapati adanya migrasi BPA dari kemasan galon guna ulang tersebut ke dalam air minum baik yang terpapar ataupun tidak terpapar sinar matahari. Ketua Tim Peneliti Prof. Dr. Juliati Tarigan, M.Si mengatakan bahwa temuan ini menegaskan kalau masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi air minum dari galon polikarbonat karena sudah terbukti aman.
"Meskipun galon didistribusikan pada siang hari, migrasi BPA ke dalam air minum tidak akan terjadi apabila suhu tidak mencapai 159 derajat Celcius. Sementara itu, suhu tertinggi yang tercatat di Indonesia hanya mencapai 38,5 derajat Celcius," kata Prof. Juliati.
Baca Juga: BRIN: Galon Kuat Polikarbonat Aman Digunakan Karena Migrasi BPA Sangat Kecil
Guru Besar Kimia Organik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) USU ini melanjutkan, penelitian dilakukan tidak hanya untuk memastikan keamanan penggunaan galon polikarbonat. Dia mengatakan, penelitian juga sekaligus meluruskan kesesatan informasi terkait migrasi BPA dari galon ke dalam air minum.
Penelitian USU ini serupa dengan dua penelitian sebelumnya terkait dugaan migrasi BPA dari galon guna ulang ke air minum yang dilakukan Universitas Islam Makassar (UIM) di Sulawesi Selatan dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Kedua penelitian ini juga tidak menemukan migrasi BPA dari galon polikarbonat ke dalam air minum.
Ketua Program Studi Studi Kimia UIM, Endah Dwijayanti menjelaskan bahwa penelitian dilakukan terhadap beberapa air galon bermerek populer yang beredar di kota Makassar. Pengujian migrasi BPA dilakukan terhadap galon polikarbonat baik yang terpapar dan tidak terpapar sinar matahari langsung.
Baca Juga: Dokter Diatrie Anindyajati: Kandungan BPA dalam Galon Guna Ulang Tidak Sebabkan Obesitas
Tim peneliti mengumpulkan beberapa sampel galon guna ulang dari lima titik di lima kecamatan di Makassar lalu diuji kandungan BPA-nya. Hasilnya, tidak ditemukan migrasi BPA dari galon ke dalam air. Artinya penggunaan galon polikarbonat sebagai kemasan air masih aman.