Dokter Ngabila Salama: Jangan Percaya Hoaks, BPA Dalam Kemasan Pangan Masih Dalam Batas Aman
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 28 Oktober 2024 19:06 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Ahli kesehatan Dokter Ngabila Salama memastikan bahwa kemasan pangan yang menggunakan Bisphenol A (BPA) masih aman untuk dipakai. Hal tersebut dia ungkapkan menyusul isu bias terkait bahaya BPA yang kembali mencuat ke publik.
"BPA aman, selama tidak bermigrasi ke manusia dalam jumlah tinggi melebihi ambang batas normal, 90 persen dibuang melalui urine dan feses," kata Ngabila Salama seperti dikutip akun instagram miliknya @ngabilasalama.
Ngabila Salama mengungkapkan bahwa sebenarnya penggunaan BPA banyak ditemukan di tengah-tengah masyarakat baik dalam produk makanan dan non makanan. Misalnya saja pada semua makanan kaleng mulai dari ikan, sayuran, daging hingga buah.
Baca Juga: Galon Polikarbonat: Kemasan Legend yang Aman dan Ramah Lingkungan
Ngabila melanjutkan, kandungan BPA paling banyak dibanding produk lainnya terdapat pada ikan kaleng mencapai 106 ng/gram. Sedangkan BPA dalam produk non makanan juga ada di botol plastik, mainan, peralatan listrik, perangkat otomotif, peralatan makanan, perangkat medis, peralatan olahraga, kemasan makanan, disket serta CD dan lain-lain.
"Jadi BPA ini memang banyaknya pada plastik tetapi juga sebenarnya ada di produk makanan," katanya. Pernyataan Ngabila ini juga diunggah di akun media sosial kementerian kesehatan.
Ngabila menjelaskan, BPA merupakan senyawa kristal solid, putih, transparan dan tahan pada suhu minus 40 hingga 145 derajat celcius. Zat ini baru meleleh pada suhu 150 derajat celcius dan larut dalam air serta lemak termasuk etanol, asam asetat, dietil eter, dan lain-lain.
Sebabnya, praktisi kesehatan ini meminta agar masyarakat menyimpan dengan benar kemasan pangan yang menggunakan BPA. Hal ini dilakukan agar BPA tidak yang luluh ke dalam pangan dari kemasannya.
Ngabila juga sempat menyinggung penelitian terkait dampak BPA kepada kesehatan manusia. Dia mengatakan, riset dan dampak yang dilakukan itu hingga saat ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
"Pengaruh BPA kepada kesehatan dari berbagai studi yang masih minim mayoritas pada hewan uji coba dan studi observasional saja pada manusia," katanya.
Baca Juga: Kemasan Galon Polikarbonat: Manfaat dan Keunggulannya Dibandingkan Bahan Lain
Senada, pakar teknologi plastik Wiyu Wahono menjelaskan bahwa hasil penelitian dampak BPA terhadap manusia tidak bisa menjadi acuan. Hal tersebut lantaran hasil penelitian dampak BPA dilakukan terhadap hewan percobaan.