Dokter Ngabila Salama: Jangan Percaya Hoaks, BPA Dalam Kemasan Pangan Masih Dalam Batas Aman
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 28 Oktober 2024 19:06 WIB
Menurutnya, hasil eksperimen tersebut tidak relevan apabila ingin diterapkan ke manusia. Hal itu sekaligus meluruskan hasil penelitian yang dilakukan oleh universitas di Indonesia di mana mereka memberikan zat BPA ke hewan percobaan.
"Kalaupun binatang-binatang tersebut mendapatkan masalah kesehatan, maka tidak bisa diambil kesimpulan bahwa BPA juga akan menyebabkan masalah kesehatan di manusia," kata Wiyu di Jakarta.
Anggota Council Komite Akreditasi Nasional (KAN) Badan Standardisasi Nasional (BSN) Arief Safari mengatakan bahwa penggunaan kemasan pangan khususnya air seperti galon polikarbonat masih aman untuk digunakan. Dia menjelaskan paparan BPA dari kemasan ke pangan hingga ke tubuh manusia sebenarnya masih membutuhkan penelitian yang lebih komprehensif.
Baca Juga: Galon Polikarbonat: Kemasan Legend yang Aman dan Ramah Lingkungan
"Selama ini saya pakai berpuluh-puluh tahun ya aman-aman saja tidak masalah," kata Arief Safari di Jakarta.
Arief mengungkapkan, penelitian dilakukan guna mengukur sekaligus memberikan informasi akurat kemasan pangan mana yang memberikan paparan BPA ke tubuh lebih banyak. Menurutnya, tidak adil apabila hanya AMDK saja yang dikambing hitamkan memberikan paparan BPA ke tubuh padahal ada banyak kemasan lain yang juga menggunakan senyawa serupa.
"Jadi nggak bisa diukur lewat satu item harus beberapa item. Kalau hanya cuma satu kemasan saja orang kan ada dugaan ini jangan-jangan apa masalah persaingan bisnis saja," katanya.
Seperti diketahui, paparan BPA dalam kemasan pangan sudah diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) nomor 20 tahun 2019. Dokter Karin mengatakan bahwa hingga saat ini paparan BPA masih di bawah ambang batas yang ditetapkan BPOM yakni 0,6 mg/kg.***