Cek Fakta, Benarkah Minum Air dari Galon Polikarbonat Bisa Bikin Mandul?
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 13 September 2024 14:37 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Infertilitas merupakan gangguan kesuburan yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Namun belakangan beredar informasi kalau meminum air dari galon berbahan polikarbonat (PC) atau guna ulang bisa menyebabkan infertilitas.
Lantas benarkah demikian? Mari kita cek faktanya.
Anggota perkumpulan ginekologi Indonesia (POGI) Abraham Dian Winarto menjelaskan bahwa air dalam AMDK dipastikan bukan penyebab infertilitas atau kemandulan serta gangguan kesehatan lainnya. Korelasi antara air dalam galon PC dan kemandulan masih butuh penelitian lebih lanjut.
Baca Juga: Anggota Komite Akreditasi BSN Pastikan Galon Polikarbonat Aman Digunakan
"Sampai sejauh ini yang dibilang kasus mandul karena air kemasan galon, selama saya praktik selama 15 tahun ini sih nggak ada tuh," kata dokter spesialis kebidanan dan kandungan ini.
"Intinya suatu air kemasan yang beredar apalagi bermerek tentunya sudah melalui prosedur yang ketat dari BPOM sehingga pasti aman," tambahnya.
Faktor penyebab infertilitas dibagi dua, yakni internal dan eksternal.
Faktor internal
Terdiri dari masalah hormonal yang berarti gangguan pada hormon reproduksi seperti estrogen dan progesteron sehingga mengganggu ovulasi pada wanita atau produksi sperma pada pria.
Selanjutnya, kondisi medis di mana seseorang mengalami penyakit seperti endometriosis, sindrom ovarium polikistik (PCOS), atau infeksi saluran reproduksi yang dapat mempengaruhi kesuburan. Pada pria, masalah seperti varikokel atau infeksi juga dapat berkontribusi.
Faktor eksternal
Akibat gaya hidup semisal kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan hingga penggunaan obat-obatan terlarang. Selain itu, berat badan yang sangat rendah atau tinggi juga dapat mempengaruhi kemampuan untuk hamil.
Baca Juga: Praktisi Industri Plastik Ini Pastikan Galon Polikarbonat Aman Digunakan untuk AMDK
Selanjutnya, stres yang bersifat berat atau kronis dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dan fungsi reproduksi. Usia juga menjadi salah satu faktor berkontribusi dalam kesuburan karena seiring bertambahnya usia maka kualitas dan kuantitas sel telur pada wanita serta sperma pada pria mulai menurun.