Beijing Jawab Calon Menlu AS Marco Rubio tentang China Jadi Musuh Paling Berbahaya
- Penulis : Mila Karmila
- Jumat, 17 Januari 2025 01:56 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pemerintah China menjawab pernyataan calon Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio, yang menyebut Tiongkok sebagai musuh paling kuat dan berbahaya bagi AS.
"AS perlu membangun persepsi yang benar terhadap China dan menghentikan serangan dan fitnah yang tidak sah terhadap China," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Kamis, 16 Januari 2025.
Senator Marco Rubio yang dipilih Donald Trump untuk menjadi Menteri Luar Negeri AS menyebut bahwa China adalah musuh yang paling kuat dan berbahaya yang pernah dihadapi negara ini dalam sesi uji kelayakan dan kepatutan di Senat AS, Rabu, 15 Januari 2025.
Baca Juga: China: Serangan Bersenjata di Chad Tidak Ganggu Kunjungan Menlu Wang Yi
Rubio mengatakan bahwa China memiliki unsur-unsur yang tidak pernah dimiliki Uni Soviet.
"China juga adalah musuh dan pesaing teknologi, pesaing industri, pesaing ekonomi, pesaing geopolitik, pesaing ilmiah sekarang di setiap bidang. Ini adalah tantangan yang luar biasa," demikian ungkap Rubio.
Guo Jiakun mengungkapkan, "Pembangunan China dicirikan oleh logika sejarah yang berbeda dan kekuatan pendorong dominan yang kuat. Tidak ada yang perlu disembunyikan tentang tujuan kami, yaitu memberikan kehidupan yang lebih baik bagi rakyat dan memberikan kontribusi yang lebih besar kepada dunia."
Baca Juga: Produsen Otomotif Asal China, XPeng Masuk Indonesia Karena Potensi Pasar yang Besar
China, ungkap Guo Jiakun, memandang China dan AS sesuai dengan prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan yang diajukan oleh Presiden Xi Jinping, dan dengan tegas menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China sendiri.
Di Senat, Rubio termasuk yang paling vokal tentang China dengan mengatakan, "Negara itu adalah ancaman yang akan menentukan abad ini." Di samping itu, Rubio juga mengambil posisi keras terhadap Iran, Venezuela, dan Kuba.
Selain memperingatkan tentang risiko keamanan nasional, Rubio juga berupaya meminta pertanggungjawaban Tiongkok atas pelanggaran hak asasi manusia. Pada tahun 2020, Beijing menanggapi kritik Rubio dengan melarangnya memasuki negara tersebut.
Baca Juga: Beijing Bantah Ada Penyebaran "Virus Tak Dikenal" di China, HMPV Bukan Virus Baru
Rubio mengatakan bahwa sebagian besar pertumbuhan China telah mengorbankan AS.