DECEMBER 9, 2022
Internasional

Kemlu China: AS Gunakan Alasan Peretasan untuk Kenakan Sanksi Sepihak

image
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Senin, 6 Januari 2025. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

ORBITINDONESIA.COM - Kementerian Luar Negeri China menyebut, Amerika Serikat (AS) menggunakan alasan "peretasan Tiongkok" untuk menjatuhkan sanksi sepihak terhadap sejumlah perusahaan negara Tirai Bambu tersebut.

"AS telah mempopulerkan apa yang disebut sebagai 'peretasan China' dan bahkan menggunakannya untuk menjatuhkan sanksi ilegal dan sepihak terhadap hak dan kepentingan China yang sah," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Senin, 6 Januari 2025.

Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (Office of Foreign Assets Control atau OFAC) Kementerian Keuangan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada Integrity Technology Group, Incorporated (Integrity Tech) yaitu perusahaan keamanan siber yang berpusat di Beijing China sejak 3 Januari 2025.

Baca Juga: China Jatuhkan Sanksi Kepada Beberapa Perusahaan Senjata AS Terkait Taiwan

Alasannya adalah karena perusahaan itu diduga berperan dalam beberapa insiden peretasan jaringan komputer di AS. Peretasan tersebut dikaitkan dengan kelompok Flax Typhoon, yang disebut sebagai kelompok siber jahat dari China yang aktif sejak 2021 dan menargetkan infrastruktur penting AS.

"China telah menegaskan posisi kami lebih dari sekali. China selama ini dengan tegas menentang peretasan dan melawannya sesuai dengan hukum dan menjelek-jelekkan kami," tambah Guo Jiakun

Pelaksana Tugas Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan Bradley T. Smith mengatakan, Kementerian Keuangan AS tidak ragu meminta meminta pertanggungjawaban pelaku kejahatan siber dan para pendukungnya yang menargetkan infrastruktur teknologi informasi milik Departemen Keuangan AS.

Baca Juga: Di Tengah Ketegangan Hubungan, Taiwan Cari Kemudahan Pertukaran Pariwisata dengan China

Menurut AS, Flax Typhoon melakukan aksinya dengan disponsori pemerintah China. Aksi tersebut telah membahayakan jaringan komputer di Amerika Utara, Eropa, Afrika dan di seluruh Asia, dengan fokus khusus pada Taiwan.

Flax Typhoon disebut mengeksploitasi kerentanan yang diketahui publik untuk mendapatkan akses awal ke komputer korban dan kemudian memanfaatkan perangkat lunak untuk mempertahankan kontrol jarak jauh atas jaringan para korban.

Antara musim panas 2022 dan musim gugur 2023, menurut Kementerian Keuangan AS, Flax Typhoon menggunakan infrastruktur yang terkait dengan Integrity Tech atau dikenal juga sebagai Yongxin Zhicheng Technology Group sehingga dapat mengeksploitasi jaringan komputer sejumlah korban.

Baca Juga: KBRI Beijing Rayakan Natal Bersama dengan Warga Indonesia di China

Karena dijatuhi sanksi, maka semua properti dan kepentingan dalam properti milik Integrity Tech di wilayah AS atau dalam kepemilikan atau kendali warga negara AS diblokir dan harus dilaporkan ke OFAC.

Halaman:

Berita Terkait