DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Denny JA Foundation Berikan Penghargaan dan Hibah Pendanaan kepada Tiga Penulis

image
Tiga penulis menerima penghargaan dan hibah dana abadi dari Denny JA Foundation. (istimewa)

Suaranya adalah nyala lilin bagi identitas budaya yang terus terancam.

Kedua, ia adalah saksi dan suara keadilan sosial. 

Karya-karyanya adalah perenungan mendalam atas ketimpangan, eksploitasi, dan pergolakan politik. 

Baca Juga: Mengapa Penulis Pemenang Nobel, Ernest Hemingway Bunuh Diri? Banyak Dugaan Penyebabnya

"Kubah" menggambarkan perjalanan seorang mantan komunis dalam mencari pengampunan, sementara "Orang-Orang Proyek" mengungkap praktik korupsi yang merugikan rakyat kecil.

Tohari tidak sekadar bercerita, ia merenungkan kompleksitas moral manusia dalam konteks sosial yang tak adil. Keberanian ini menjadikan Tohari lebih dari seorang sastrawan; ia adalah saksi zaman yang menolak berdiam diri.

Ketiga, ia adalah penghubung spiritualitas dan kemanusiaan. 

Baca Juga: SATUPENA Akan Diskusikan Festival Penulis Paling Akbar di Asia Tenggara dengan Narasumber Janet DeNeefe

Dalam setiap paragrafnya, ada keseimbangan antara nilai-nilai spiritual dan realitas manusia.

Tohari memadukan keduanya tanpa terjebak pada dogma. Baginya, spiritualitas adalah tentang pengertian yang mendalam terhadap sesama dan alam semesta.

Pesan-pesan universal ini menjadikan karyanya relevan di tengah dunia yang semakin terfragmentasi.

Baca Juga: Satrio Arismunandar: Festival Penulis Ubud Bisa Dorong Kolaborasi Kreatif antara Penulis, Seniman, dan Profesi Lainnya

Lebih dari itu, Ahmad Tohari adalah pelita yang tidak hanya menerangi jalannya sendiri, tetapi juga jalan bagi generasi penulis masa depan. 

Halaman:

Berita Terkait