DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Satrio Arismunandar: Festival Penulis Ubud Bisa Dorong Kolaborasi Kreatif antara Penulis, Seniman, dan Profesi Lainnya

image
Satrio Arismunandar (Foto: koleksi pribadi)

ORBITINDONESIA.COM –  Festival penulis seperti Ubud Writers & Readers Festival bisa mendorong lahirnya kolaborasi kreatif antara penulis, seniman, dan profesional kreatif lainnya. Hal itu dikatakan Sekjen SATUPENA, Satrio Arismunandar.

Satrio Arismunandar menanggapi tema diskusi tentang Ubud Writers & Readers Festival. Diskusi daring di Jakarta, Kamis malam, 3 Oktober 2024 itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai penulis senior Denny JA.

Diskusi yang dikomentari Satrio Arismunandar itu akan menghadirkan narasumber Janet DeNeefe, Pendiri dan Direktur Ubud Writers & Readers Festival (UWRF). Diskusi itu akan dipandu  oleh Anick HT dan Amelia Fitriani.

Baca Juga: Imigrasi Bali Deportasi Warga Negara Amerika Serikat Sedang Mengemis di Ubud

Satrio mengungkapkan, kolaborasi kreatif antara penulis, seniman dan profesional lain tersebut dapat menghasilkan proyek-proyek baru, baik di bidang penulisan, penerbitan, maupun media lain.

Menurut Satrio, hal penting dari festival penulis adalah munculnya peluang jaringan (networking). UWRF memberi kesempatan bagi penulis untuk bertemu dengan rekan sejawat, editor, penerbit, serta agen literatur dari berbagai negara.

“Ini memungkinkan para penulis untuk membangun koneksi penting, yang dapat mendukung karier menulis mereka,” ujarnya.

Baca Juga: Pameran Visaraloka, Indonesia Bertutur 2024 di Ubud Bali Sudah Dibuka untuk Publik, Tersebar di Lima Museum

“Selain itu, penulis juga dapat bertukar pengalaman dan pengetahuan dengan penulis lain, baik lokal maupun internasional, sehingga memperluas wawasan mereka tentang dunia sastra global,” lanjut Satrio.

Satrio menambahkan, UWRF, sebagai festival sastra internasional yang diadakan di Bali, menjadi tempat di mana penulis dari berbagai latar belakang budaya dan negara dapat berbagi pengalaman dan perspektif.

“Hal ini membantu memperkaya pemahaman penulis tentang isu-isu global, keberagaman, dan humanisme dalam sastra,” tutur Satrio.

Baca Juga: Kebakaran Pasar Seni Ubud, Gianyar Bali, Polisi Menduga Api Berasal dari Kios Penjual Kain di Basement Timur

Selain itu, jelas Satrio, penulis lokal juga mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan penulis dari berbagai negara. Hal ini dapat memperluas perspektif mereka tentang literatur internasional.

Satrio mencermati, banyak sesi di UWRF yang membahas isu-isu penting seperti hak asasi manusia, perubahan iklim, kesetaraan gender, dan kebebasan berekspresi.

“Penulis yang terlibat dalam diskusi ini dapat memperkuat pesan-pesan sosial mereka dan menggunakan platform festival untuk mendorong perubahan sosial melalui karya sastra,” lanjutnya.

Baca Juga: SATUPENA Akan Diskusikan Festival Penulis Paling Akbar di Asia Tenggara dengan Narasumber Janet DeNeefe

Satrio menyimpulkan, secara keseluruhan, Ubud Writers & Readers Festival memberikan penulis kesempatan yang langka untuk mengembangkan keterampilan, membangun jaringan, dan memperluas jangkauan karya mereka dalam suasana yang penuh dengan semangat literasi dan kreativitas.***

Berita Terkait