Catatan Denny JA: Hukum Ketiga Hidup Bermakna, Passion
- Penulis : M. Ulil Albab
- Kamis, 24 Oktober 2024 09:19 WIB
Passion bukanlah konsep yang hanya dimiliki dunia modern. Sejak zaman kuno, ajaran agama dan filsafat menekankan pentingnya passion dalam menjalani hidup yang bermakna.
Dalam Islam, konsep ihsan mengajarkan bahwa setiap tindakan harus dilakukan dengan dedikasi penuh. Seolah-olah Tuhan melihat kita.
Passion di sini adalah keikhlasan dalam menjalani setiap perbuatan. Dalam agama Kristen, passion muncul dalam bentuk cinta kasih yang mendalam kepada Tuhan dan sesama.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Perempuan Itu Belajar di Bawah Cahaya Kunang-kunang
Pengorbanan Yesus untuk umat manusia adalah contoh passion yang lahir dari cinta dan pengabdian yang tak terbatas.
Buddhisme menekankan right effort, di mana passion mendorong seseorang untuk mengatasi penderitaan. Passion membawa seseorang mencapai kedamaian batin.
Dalam Hindu, bhakti adalah bentuk passion tertinggi—pengabdian yang penuh cinta kepada Tuhan. Bhakti yoga mengajarkan bahwa hidup yang dipenuhi dengan pengabdian adalah hidup yang bermakna.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ilmu Menjadi Tanah Air Pengganti
Konfusianisme menekankan pada passion dalam membangun hubungan sosial yang harmonis. Passion di sini adalah cinta yang tulus kepada manusia dan kemanusiaan. Passion diwujudkan dalam tindakan yang adil.
Bahkan Stoikisme, meskipun passion sering dianggap sebagai sumber kelemahan, memberikan ruang bagi passion. Dalam Stoikisme, passion muncul dalam bentuk pengendalian diri dan dedikasi pada kebajikan.
Penutup
Baca Juga: Catatan Denny JA: Untuk Mereka yang Terbuang di Tahun 1960-an
Passion adalah bahan bakar yang membuat hidup lebih bermakna. Ia adalah nyala yang terus menyala bahkan saat jalan di depan tampak gelap.