KEAI Sumatra Barat Sosialisasi di SMKN 6 Padang, AI Harus Perhatikan Etika, Budaya dan Aturan Hukum
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 18 Oktober 2024 11:00 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Penggunaan Artificial Intelligence (AI) harus memerhatikan budaya, etika, aturan dan hukum agar memberikan kebaikan dalam kehidupan. Sebaliknya, penggunaan AI yang tidak memerhatikan nilai-nilai budaya, etika, aturan dan hukum akan mendatangkan bencana bagi diri sendiri, keluarga bahkan masyarakat.
Demikian terungkap dalam materi AI, pada kunjungan Kreator Era Artificial Intelligence (KEAI) Provinsi Sumatra Barat di SMKN 6 Padang, Kamis, 17 Oktober 2024 di aula SMKN 6 Padang.
Sosialisasi dibuka oleh Kepala SMKN 6 Kota Padang, Deta Mahendra, dihadiri Koordinator KEAI Sumbar Sastri Bakry yang juga Ketua Satupena Sumbar, Sekretaris Satupena Sumbar Armaidi Tanjung, Penanggung Jawab KEAI Go to School Eka Teresia, dan narasumber praktisi hukum dan pemerhati budaya Muhammad Ishak Fahmi.
Baca Juga: IPB University Buka Program Studi Sarjana Kecerdasan Buatan, Pendaftaran Dimulai 26-28 Juli 2024
Menurut Deta Mahendra, siswa harus cerdas menggunakan literasi digital dan AI. "Kami berterima kasih atas kedatangan Tim KEAI Satupena Sumbar, sehingga siswa SMKN 6 Padang memahami dan mampu menggunakan AI secara bijak," ujarnya.
"SMKN 6 Padang dan kelompok pariwisata: Kuliner, perhotelan, kecantikan, usaha layanan pariwisata, busana, teknik komputer jaringan (TKJ). Terdapat 1.478 siswa," kata Deta Mahendra.
Dikatakan Deta, prestasi SMKN 6 Padang antara lain, pada lomba prestasi siswa di jurusan Busana, Kecantikan, dua di TKJ, SMKN 6 Padang masuk sepuluh besar di tingkat nasional di kedua jurusan tersebut.
Baca Juga: Uni Eropa, AS, Inggris Tandatangani Perjanjian Hukum Global tentang Risiko Kecerdasan Buatan
"Prestasi internasional SMKN 6 Padang adalah mewakili bersama tiga SMK fashion show di Paris Prancis. Pada 2-11 September lalu mewakili Sumatra dari 300 jurusan busana SMK, SMK 6 masuk nominasi tiga besar. SMKN 6 Padang bukan hanya berprestasi di Sumbar tapi sudah go internasional," katanya.
Dikatakan Deta, siswa SMKN memang lemah membaca, karena banyak praktik. Sebenarnya harus pula banyak membaca yang bermanfaat. Apalagi siswa sudah pakai hape android makin malas membaca. Seharusnya siswa SMKN juga banyak membaca dan menggunakan AI menyangkut jurusannya masing- masing.
Muhammad Ishak mengingatkan, siswa harus hati-hati menggunakan AI sebagai perkembangan teknologi informasi. Kesadaran menggunakan teknologi untuk kebaikan harus dibangun sejak dini.
"Kita tidak akan pernah lepas dari aktivitas menggunakan AI secara umum. Hape android sendiri tidak hanya alat komunikasi, tapi juga banyak aplikasi AI yang bisa didownload, namun kesadaran berteknologi harus secara terus menerus," katanya.