Storytelling Melalui Puisi Esai tentang LGBT dan Lainnya
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Rabu, 09 Oktober 2024 17:33 WIB
Agus R Sarjono mengangkat isu tabu yang sama, di tahun 2024, melalui puisi esai dan bukunya: From the River to the Sea, Husam Husky Rhapsody.
Ia mengajak pembaca menelusuri dilema identitas dan cinta di tengah konflik Israel-Palestina.
Tokoh utama, Husam, adalah seorang LGBT asal Palestina yang hidup terpecah antara cinta dan kebangsaan. Kisah Husam sebagai penyanyi Palestina yang menemukan cinta di Tel Aviv, Israel, tetapi kehilangan kekasihnya akibat kekerasan perang, menggambarkan dualitas identitas dan perasaan keterasingan.
Dualitas ini dihadapi oleh kaum LGBT di tengah masyarakat yang tak sepenuhnya menerima keberadaan mereka.
Karya Agus ini bukan hanya narasi pribadi, tetapi refleksi tentang diskriminasi dan keterasingan yang dihadapi kaum LGBT dalam konteks budaya Timur Tengah yang kental dengan norma-norma sosial dan agama.
Di sini, karya Agus menggali dimensi budaya yang lebih dalam. Di dunia Timur Tengah, identitas LGBT kerap dianggap bertentangan dengan norma keagamaan dan sosial, dan eksistensi mereka sering kali terpinggirkan dalam perbincangan publik.
Baca Juga: 4 Lukisan Artificial Intelligence Denny JA: Pohon Buku di Rumahku
Dengan demikian, From the River to the Sea bukan sekadar kisah cinta, melainkan pengingat tentang bagaimana budaya lokal, agama, dan politik memengaruhi perjuangan LGBT di kawasan tersebut.
Melalui gaya bahasa yang intens dan puitis, Agus membawa kita ke dalam perjalanan emosional yang penuh konflik. Setiap larik puisinya mencerminkan pergulatan batin Husam dalam menemukan tempat di dunia yang sering kali menolak keberadaannya.
Karya ini menggambarkan bagaimana cinta dan identitas dapat menjadi medan pertempuran di mana konflik politik dan sosial bertemu dengan perjuangan individu untuk menemukan kebebasan.
Kehadiran AI bernama Sophia McCarthy sebagai penulis epilog dalam buku ini menambah dimensi unik dalam interpretasi karya Agus.