Catatan Denny JA: Perempuan Itu Belajar di Bawah Cahaya Kunang-kunang
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Kamis, 03 Oktober 2024 12:57 WIB
Kata bisa menghancurkan kebisuan yang telah lama menindas.
Feminisme menyentuh jiwa,
bangkitkan revolusi bentuk lain,
tak bakar tubuh,
tetapi bebaskan pikiran terpenjara.
Sartika dirikan jurnal,
menulis bukan untuk berbicara,
tapi untuk membelah sunyi,
dan merajut kembali sejarah yang melupakan mereka yang kalah.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Revolusi Kreativitas Bersama Artificial Intelligence (1)
Kini ia tahu,
perjuangannya bukan hanya untuk satu bangsa,
tapi untuk perempuan yang suaranya dibungkam,
mereka yang terbuang dari sejarah.
“Rumah tak lagi di tanah tempat kakiku berpijak,”
bisiknya, “tapi di setiap suara yang kubangkitkan.”
Ia menatap jauh ke depan,
melihat gema perempuan yang terlupakan,
suara-suara yang menunggu untuk dihidupkan kembali,
dari keheningan yang membelenggu.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ayah, Semoga Abu Jasadmu Sampai ke Pantai Indonesia
Dan cahaya kunang-kunang,
yang dulu kecil dan rapuh,
kini menyala di jiwanya.
Ia semakin yakin.
Sejarah tak hanya ditulis dengan darah,
tapi juga dengan kata.
Jakarta, 3 Oktober 2024 ***
Baca Juga: Catatan Denny JA: Pemulung Itu Seorang Doktor
CATATAN: