SATUPENA Akan Diskusikan Bagaimana Belajar dari Anak Cerdas Istimewa Dengan Narasumber Yeni Sahnaz
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 21 Agustus 2024 05:06 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA akan mendiskusikan topik Belajar dari Anak Cerdas Istimewa, dengan narasumber Yeni Sahnaz, Pendiri Indonesia Peduli Anak Gifted.
Obrolan Hati Pena #145 bertema Belajar dari Anak Cerdas Istimewa itu akan berlangsung di Jakarta, Kamis malam, 22 Agustus 2024, pukul 19.00-21.00 WIB.
Diskusi tentang Belajar dari Anak Cerdas Istimewa itu akan dipandu oleh Amelia Fitriani dan Anick HT.
Baca Juga: Denny JA Melayani Anggota SATUPENA dengan Biaya Rp3,2 Miliar
Menurut panitia diskusi, seringkali ada penyesalan orang tua yang belakangan menyadari bahwa anaknya ternyata adalah seorang berbakat atau sering disebut sebagai anak cerdas istimewa. Dalam bahasa global disebut sebagai Gifted Child.
Orang tua cenderung fokus pada perkembangan sosioemosional anak yang terlihat: tidak mau menurut, tidak memiliki motivasi, kesulitan mengikuti pelajaran reguler di sekolah, dan sebagainya.
Padahal secara intelektual, mereka adalah anak berbakat yang membutuhkan perlakuan khusus untuk menggali potensi bakatnya tersebut.
Baca Juga: Irsyad Mohammad: SATUPENA, Satu AI, dan Beberapa Visi dan Mimpi
United State Office of Education (USOE) mendefinisikan Gifted Child atau anak berbakat sebagai mereka yang diidentifikasikan oleh orang-orang profesional memiliki kemampuan-kemampuan yang menonjol dan mampu menampilkan prestasi yang tinggi.
Kemampuan-kemampuan yang menonjol tersebut dapat berupa potensi maupun yang telah nyata, seperti kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus, kemampuan berfikir kreatif-produktif, kemampuan memimpin, kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan kemampuan psikomotik.
Guy Whipple dalam Monroe’s Encyplopedia of Education menunjukkan keadaan anak-anak yang memiliki kemampuan supernormal.
Mereka membutuhkan program pendidikan yang terdiferensiasi atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa, agar dapat merealisasikan kontribusinya terhadap diri sendiri dan masyarakat.
Sejarah mencatatkan nama-nama penting untuk Gifted child ini. Sebut saja Wolfgang Amadeus Mozart (komponis jenius yang mulai bermain harpsichord pada usia 4 tahun dan menulis musik pada usia 5 tahun) atau John von Neumann (matematikawan Hungaria) atau Stevie Wonder (musisi dan penyanyi) atau Judit Polgar (grandmaster catur dari Hongaria yang menjadi grandmaster termuda dalam sejarah pada usia 15 tahun).
Lalu bagaimana mendeteksi anak sebagai anak Gifted? Bagaimana seharusnya kita memperlakukan mereka? Apa yang telah dan mesti dilakukan oleh negara dalam penanganan anak-anak Gifted ini?
Baca Juga: SATUPENA dan Silaturahmi
Acara diskusi ini bisa diikuti di link zoom: https:// s.id/hatipena145. Juga bisa melalui livestreaming: Youtube Channel, Hati Pena TV. Selain itu, lewat Facebook Channel: Perkumpulan Penulis Indonesia – Satupena. Disediakan sertifikat bagi yang membutuhkan.***