Tafsir Humanis Ibadah Kurban: Respon atas Esai Denny JA soal Kurban Hewan di Era Animal Right
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Senin, 05 Agustus 2024 08:48 WIB
Bukankah dalam beragama kita hanya diperintahkan menyembah kepada Allah Swt? Kita tidak diperintahkan menyembah teks-teks suci agama, sesuci apa pun teks tersebut.
Visi dan misi penciptaan manusia
Untuk memahami makna hakiki ibadah kurban, penting terlebih dahulu menghayati visi dan misi penciptaan manusia. Untuk tujuan apa manusia diciptakan dan apa misi utamanya?
Al-Qur’an mengajarkan, visi penciptaan manusia adalah menjadi khalifah fil ardh atau pengelola di bumi (QS. al-Baqarah: 30; Shad: 26). Sebagai khalifah manusia bertanggung jawab mengelola, menata, memperbaiki dan memimpin--paling tidak bagi dirinya sendiri--demi hidup bermakna bagi semesta.
Adapun misi penciptaan manusia adalah melaksanakan amar makruf nahi munkar, saya mengartikannya dengan upaya-upaya transformasi dan humanisasi (QS. al-Tawbah: 71).
Sebagai khalîfah di bumi, tugas manusia sangat jelas, yakni mewujudkan kemakmuran, kesejahteraan, kedamaian, dan kemaslahatan bagi sesama manusia, bahkan semua makhluk di alam semesta (rahmatan li al-‘âlamîn).
Baca Juga: Opini Denny JA: JAKARTA MENANGIS
Satu hal paling penting untuk menuju ke sana adalah adanya kesadaran menegakkan kebenaran, keindahan, dan keadilan. Kesadaran itulah yang mendorong manusia senantiasa melakukan upaya-upaya transformasi (amar ma’rûf), yakni meningkatkan kualitas diri, kualitas iman dan amal. Kesadaran itu pula yang mengingatkan manusia untuk selalu melakukan upaya humanisasi atau memanusiakan sesama (nahi munkar), di antaranya melalui kegiatan edukasi, publikasi, dan advokasi.
Agar manusia dapat mewujudkan visi dan misi tersebut, Tuhan menganugerahkan akal budi sehingga mampu berpikir kritis, memilih dan memilah mana yang baik, benar, dan bermanfaat. Akal inilah yang membedakan manusia dari semua makhluk Tuhan lainnya, dan itu juga yang membuat manusia istimewa sehingga menerima mandat sebagai khalifah fil ardh.
Itulah sebabnya mengapa kerja-kerja akal budi manusia mendapatkan apresiasi yang tinggi, seperti dinyatakan dalam al-Qur’an.
Baca Juga: OPINI Denny JA: Mengapa Membatasi Usia Capres dan Cawapres Maksimal 65 Tahun adalah Kesalahan Fatal?
Bahkan, ayat al-Qur’an yang pertama turun adalah iqra’. Sayangnya kebanyakan umat Islam hanya memahami kata itu sebatas membaca. Menurut saya, kata iqra’ mengandung pengertian luas.