Sesudah Sardono W. Kusumo, Kini Titik Parmuji Sebarkan Rasa, Raga, dan Irama Tari Indonesia di Dunia Internasional
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 31 Juli 2024 11:03 WIB
Posisi ngithing dalam tari yaitu posisi tangan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat ke atas dengan masing-masing membentuk setengah lingkaran menunjukkan karma dan menjadi dasar pandangan hidup orang Jawa. Itulah kenapa orang Jawa, misalnya, takut mencuri karena akan mendatangkan karma tidak baik kepada dirinya sendiri.
Dengan menceritakan nilai-nilai di balik gerakan-gerakan tari, para murid Titik, adi makin tertarik untuk belajar tari tradisi.
Titik juga menceritakan soal tari bedhaya yang merupakan suatu tarian khusus yang dianggap sakral sebagai lambang kebesaran raja.
Hal yang menarik, bagi para muridnya berpikir bahwa para penari identik dengan mereka yang berusia muda dengan tubuh proporsional, namun ternyata di Jawa, masih banyak penari yang berusia lanjut bahkan sepuh tetap aktif menari karena kecintaan terhadap tari.
Karena itulah meski hanya bertemu 90 menit setiap pekan di kelas, dengan cerita yang disampaikan soal tarian itu, para muridnya mulai memiliki kesadaran dan kecintaan mengenai tari tradisi Indonesia. Tak ketinggalan setiap akhir kelas mereka harus mengambil video gerakan akhir tarian sebagai persiapan untuk kelas pekan depan.
Pementasan
Baca Juga: Pecahkan Rekor MURI, Danone Indonesia Gelar 5.000 Peserta Tarian Sehat Bersama Isi Piringku
Setelah belajar tari di kelas, hal yang paling ditunggu adalah pementasan yang rutin dilakukan menjelang kelulusan.
Di CCOM juga memiliki perpustakaan kostum tari sehingga ia pun pernah mementaskan 120 murid bersama-sama dalam satu pementasan untuk ujian akhir dan semua menggunakan kostum tari meski dengan modifikasi.
Bijin Zhan (36), asisten Risnandar dalam Kelas Gamelan, juga sempat belajar tari tradisional Indonesia.
Saat pertama belajar tari Indonesia yang ia kagumi bukanlah tekniknya, melainkan ekspresi emosi penari, termasuk kebingungannya saat melihat penari Jawa yang berusia lanjut dan punya bentuk tubuh yang tak proporsional tapi tetap menyuguhkan tarian memesona.
"Ternyata hal itu memberikan pemikiran baru untuk saya, budaya yang baru," ungkap Bijin.