DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Sesudah Sardono W. Kusumo, Kini Titik Parmuji Sebarkan Rasa, Raga, dan Irama Tari Indonesia di Dunia Internasional

image
Penampilan Titik Parmuji membawakan tari manuk dadali diiringi musik dari suaminya Risnandar pada acara "Indonesia Impression" di distrik Chaoyang, Beijing, China pada pada Sabtu, 20 Juli 2024. ANTARA/Desca Lidya Natalia

ORBITINDONESIA.COM - Guru besar Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang juga koreografer terkemuka Indonesia Sardono W. Kusumo disebut sebagai salah seorang yang membumikan tari tradisi Indonesia.

Sardono W. Kusumo mampu  memodernisasi tari tradisi dengan menarik esensi raga, irama, dan rasa tari kemudian memperkenalkannya ke dunia internasional melalui pendekatan kontemporer.

Berkat Sardono W. Kusumo, fungsi primer tari pun menjadi santapan rohani yang bernutrisi karena penari menyajikan jiwa, pikir, dan rasa yang dilatih dan diasah secara seimbang.

Baca Juga: Viral Video Sekelompok Orang Bermain Musik Gamelan di Tengah Hutan, Netizen: Seperti KKN di Desa Penari

Raga, irama, dan rasa tari yang diasah itu juga coba diajarkan oleh Titik Parmuji (41) sebagai dosen tari Indonesia di Central Conservatory of Music (Sekolah Konservatorium Musik Pusat atau CCOM) Beijing.

Titik adalah istri dari Risnandar, dosen gamelan di kampus yang sama. Bila suaminya mengajar sejak 2015, Titik baru mulai mengajar pada 2016, saat kampus membuka kelas Tari Indonesia.

Risnandar pun mengusulkan istrinya, lulusan Institut Seni Indonesia (ISI Surakarta) Jurusan Tari, untuk ikut mengajar di Beijing. Sebelumnya Titik adalah pengajar di SMP Warga Surakarta selama sekitar 5 tahun.

Baca Juga: Pecahkan Rekor MURI, Danone Indonesia Gelar 5.000 Peserta Tarian Sehat Bersama Isi Piringku

Titik mengajarkan berbagai tari tradisi di CCOM, seperti tari manuk dadali dari Jawa Barat; tari indang dari Padang Pariaman, Sumatera Barat; tari ratoh haroe dari Aceh; tarian goyang semarangan dari Jawa; hingga goyang gemu fa mi re dari Nusa Tenggara Timur, dan lainnya.

Kelas tari Indonesia juga punya sistem yang sama dengan kelas gamelan yaitu setiap semesternya dibagi menjadi tiga: kelas pemula untuk jenjang sarjana, kelas pemula untuk jenjang master dan doktoral, dan kelas senior untuk jenjang sarjana, master, dan doktoral. Setiap kelas maksimal menerima 20 siswa.

Setiap kelas dalam satu semester mendapat dua materi tari yang berbeda. Tari-tarian tersebut dipecah ke beberapa gerakan yang kemudian dipelajari dalam pertemuan-pertemuan di kelas.

Baca Juga: Kanal Khiev, Finalis Kamboja's Got Talent Akan Tampilkan Tarian Spektakulernya di Pertunjukan Seni IMLF II

Raga, irama, rasa

Halaman:
1
2
3
4
Sumber: Antara

Berita Terkait