Yang Bukan Kritikus Seni Rupa Boleh Ambil Bagian: Sebuah Pengantar Buku Pameran Lukisan Bantuan AI dari Denny JA
- Penulis : Krista Riyanto
- Rabu, 24 Juli 2024 08:40 WIB
“Dan lukisan AI karya Denny JA jelas menyajikan dunia anak dengan segala imajinasi, keceriaan dan kepolosan mereka.
Terus terang aku langsung teringat dengan masa kecilku yang kurang lebih sama: asyik dengan imajinasi dan mimpi. Aku pernah membayangkan mengendarai kuda sembrani bertanduk, dengan warna pelangi.
“Kuda itu bisa berbicara dan terbang membawaku ke angkasa. Aku terbang di antara awan-awan, mengunjungi istana yang dasarnya bukan tanah, tapi awan. Lalu bertemu bidadari dan menyapa peri-peri mungil. Kami berteriak bersama, girang segirang-girangnya.” (Swary Utami)
Atau ketika melihat lukisan Jakarta tempo dulu, ia menceritakan pengalaman melihat patung itu di masa lalu.
“Ada tiga lukisan yang membekas dalam hati saya. Pertama, lukisan patung Dirgantara dan gerobak roti pada Jakarta yang masih sepi. Lukisan ini membangkitkan ingatan saya pada tahun 1970, ketika saya kanak-kanak. Kami tinggal di daerah Dukuh Atas.”
“Jika hendak ke Pasar Minggu membeli buah, kami naik oplet. Di persimpangan Pancoran, saya selalu terkagum-kagum melihat patung orang terbang di langit. Saya berpikir apakah jika helicak diberi baling-baling, bisa terbang ke dekat patung itu?” (Fatin Hamamah)
2. Penjelasan konteks dan latar belakang
Memberikan informasi tentang latar belakang seniman, periode seni, atau konteks sosial dan budaya dari karya seni bisa memberikan kedalaman tambahan pada ulasan.
Ini membantu pembaca memahami lebih baik makna dan signifikansi dari karya tersebut.
Ketika melihat lukisan tentang Fernando Botero di pameran lukisan Denny JA, ia mengisahkan pengalaman pribadinya dengan lukisan asli si pelukis di negara lain.