"Hijrah" Berkali-kali ala Denny JA, Buku Inspirasi untuk Milenial dan Generasi Z
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 23 Juli 2024 19:14 WIB
Oleh: Mila Muzakkar*
ORBITINDONESIA.COM - Bernegosiasi dengan takdir. “Trial and Error,” mencoba lalu gagal, mencoba lagi. Mengubah jalan agar tetap sampai ke puncak. Itulah kesan yang saya rasakan setelah lama mendalami pemikiran dan riwayat hidup Denny JA.
Dalam bahasanya sendiri, Denny menyatakan, ia melakukan hijrah berkali-kali. Hasilnya memang membuat banyak orang terpana. Denny membuat prestasi untuk banyak hal sekaligus. Ia lima kali memenangkan pilpres berturut- turut, di bidang politik. Di bidang sastra, genre puisi esai yang diciptakannya kini dijadikan festival tingkat ASEAN, yang dibiayai pemerintah Sabah, Malaysia.
Baca Juga: 4 Lukisan Artificial Intelligence Denny JA: Ada Suara Tanpa Kata, Dengarlah
Di bidang spiritualitas, ia bersama Forum Esoterika membuat tradisi baru merayakan hari besar berbagai agama dan kepercayaan secara lintas iman. Di bidang bisnis dan usaha, Denny juga tumbuh merangkak dari bawah hingga memiliki aset dengan nilai melampaui satu triliun rupiah.
Kini ia membawa tradisi baru pula melukis dengan Artificial Intelligence (AI). Sebuah hotel di jalan Mahakam, Jakarta, menjadi galeri abadi lukisannya. Sebagai penulis, ia sudah membuat lebih dari 100 judul buku bidang politik, filsafat hidup, psikologi, sastra, review film, sejarah, agama, hingga catatan perjalanan.
Denny juga mendapatkan penghargaan dari TIME Magazine, memecahkan rekor dunia Guiness Book of World Record, penghargaan sastra tingkat ASEAN dari Malaysia, hingga dicalonkan Nobel Sastra, sastrawan kedua Indonesia setelah Pramudya Ananta Toer.
Satu pribadi tapi multi talenta. Denny JA pun menjadi philantropist, banyak membiayai kegiatan budaya, sastra, toleransi agama dan gerakan anti-diskriminasi, membantu banyak penerbitan. Saya ingin memahami enerji yang menggerakkan Denny JA. Kaum Milineal dan Generasi Z dapat mengambil inspirasi dari pemikirannya. Buku ini dibuat untuk maksud itu.
Darurat Gangguan Kesehatan Mental
Tahun 2022, Generasi Literat melakukan survei kepada 249 Generasi-Z di 28 Provinsi, tentang apa keresahan dan masalah terbesar yang mereka hadapi.
Baca Juga: Orasi Denny JA: Menangnya Gerakan “Katakan Tidak kepada Keharusan Berjilbab"
Hasilnya, isu gangguan kesehatan mental menjadi keresahan nomor dua. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), 2021-2022, menyebutkan 2,45 juta anak muda di Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan, depresi mayor, gangguan perilaku 0,9 persen, serta PTSD dan ADHD.