DECEMBER 9, 2022
Kolom

Syaefudin Simon: Amidhan dan Islamic Center Jonggol

image
Amidhan Shaberah (Foto: Youtube)

Pengajar dua bahasa di Islamic Center ini, jelas Kyai Amidhan, diusahakan native speaker, orang asli dari negara yang bahasa ibunya Arab dan Inggris, sehingga pelajaran bahasanya lebih aplikabel. 

Tak hanya itu. Santri di Islamic Center juga mendapat pelajaran wiraswasta. Ada pelajaran pertanian, peternakan, dan perikanan. Semuanya akan dipraktikkan di lapangan, di lahan milik Islamic Center, ujar mantan komisioner Komnas HAM itu. 

Menurut Pak Kyai, umat Islam ke depan harus maju. Tidak hanya dalam ilmu keislaman, tetapi juga ilmu bisnis dan  kewiraswastaan. 

Baca Juga: Dr KH Amidhan Shaberah: Hijrah dan HAM

Islamic Center Jonggol, ujar ulama kelahiran Banjar Kalsel ini, dekat dengan kampus-kampus besar seperti UI dan IPB. Kedua kampus besar ini sudah "menginternasional" dan jaringannya luas. Sehingga memungkinkan santri-santri Islamic Center Al-Salam bisa saling berinteraksi dengan civitas akademika kedua perguruan tinggi negeri besar tersebut. 

Kyai Amidhan berharap Islamic Center-nya akan menjadi pusat kegiatan pendidikan Islam yang maju dan berperadaban. Islamic Center Al-Salam, harap Pak Kyai, akan berkembang mengikuti perkembangan "kota mandiri" Jonggol yang sangat pesat.

*Syaefudin Simon adalah penulis dan kolumnis. ***

Baca Juga: Dr KH Amidhan Shaberah: Berwajah Imut tapi Teroris

Halaman:
1
2

Berita Terkait