Dr KH Amidhan Shaberah: Setelah Ayman Al Zawahiri Tewas, Waspada dan Hati hati
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 13 Agustus 2022 23:33 WIB
Oleh: Dr. KH Amidhan Shaberah, Ketua MUI 1995-2015/Komnas HAM 2002-2007
ORBITINDONESIA - Organisasi teroris paling berbahaya di dunia, Al-Qaidah, meradang. Pasalnya, pimpinan puncak Al-Qaidah, Ayman Al Zawahiri (71) -- pengganti Osama bin Laden -- tewas awal Agustus lalu di Kabul, Afghanistan.
Pesawat tanpa awak (drone) militer Amerika Serikat menewaskan Ayman Al Zawahiri yang bersembunyi d rumahnya di Kabul, Afghanistan, Sabtu, 30 Juli 2022 lalu.
Ayman Al Zawahiri tewas digempur rudal Hellfire R9X yang diluncurkan melalui drone militer milik tentara AS. Al-Zawahiri adalah pengganti Osama bin Laden. Bin Laden tewas diberondong tembakan tim SEAL bentukan Marinir Amerika Serikat 2011 silam di Abbotabad, Pakistan.
Baca Juga: Meski Ada Persaingan AS-China, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Mulai Mendekat ke China
Kantor berita Reuters melansir bahwa CIA mendapatkan petunjuk keberadaan Ayman Al-Zawahiri dari identifikasi istri beserta anak-anaknya yang mengungsi di sebuah rumah persembunyian di Kabul, Afghanistan.
CIA juga berhasil mengidentifikasi model rumah persembunyian sang teroris paling diburu dunia, yang memiliki bentuk balkon unik.
Mengetahui posisi Al-Zawahiri, Presiden AS Joe Biden meminta CIA untuk membunuhnya. Tapi serangan tersebut harus tepat sasaran sehingga tak menimbulkan korban orang sipil.
Perintah Joe Biden tersebut akhirnya terwujud. CIA melancarkan serangan pada pukul 21.48 malam, Sabtu, 30 Juli 2022 di rumah persembunyian Al-Zawahiri. Pimpinan puncak Al-Qaidah pun tewas.
Baca Juga: Hasil Liga Inggris: Hujan Gol, Arsenal Sukses Menangi Pertandingan Lawan Leicester City
Kematian Al- Qaidah melegakan Polri. Polri berharap agar kematian pemimpin Al Qaeda ini tak memberikan efek domino pada jaringan teroris yang berada di Indonesia.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Boy Rafli Amar menilai bahwa peristiwa tewasnya Al-Zawahiri tidak bisa diremehkan begitu saja di Indonesia. Sebab pengikut Al-Zawahiri cukup banyak.
Berbagai peristiwa terorisme di Indonesia dalam satu dekade terakhir dilakukan anggota Al-Qaidah. Boy Rafli pun meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap kehadiran kelompok teroris di dalam negeri.
"Kita (BNPT) tidak underestimate terhadap perkembangan peristiwa terbunuhnya Al-Zawahiri. Adalah sesuatu yang wajar, bila kita semua tetap waspada terhadap pembalasan Al-Qaidah yang tak mengenal tempat dan waktu," ujar Boy di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa, 2 Agustus 2022.
Baca Juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Makin Otoriter Seperti Putin, Pers Amerika Akhirnya Mengakui
Selama bertahun-tahun, Al-Zawahiri diyakini bersembunyi di perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Dia menjadi pemimpin Al-Qaeda sejak tahun 2011 setelah marinir AS berhasil membunuh Osama di Pakistan.
Jauh sebelum ini, sosok Al-Zawahiri dikenal sebagai gembong gerakan terorisme di dunia. Ia pernah dihukum tiga tahun penjara atas dakwaan kepemilikan senjata ilegal di Mesir setelah pembunuhan Presiden Mesir Anwar al-Sadar tahun 1981 silam.
Namun kemudian Al-Zawahiri dibebaskan dari dakwaan utama, membunuh Presiden Sadat.
Usai bebas dari penjara, Al-Zawahiri -- seorang dokter bedah yang berpandangan ekstrim -- pergi ke Pakistan dan bekerja dengan Bulan Sabit Merah untuk merawat para mujahidin yang terluka dalam pertempuran di Afghanistan dengan pasukan Uni Soviet saat itu.
Baca Juga: Bisnis Judi Online, dan Kaitannya dengan Kasus Polisi Tembak Polisi
Saat bekerja di Bulan Sabit Merah inilah The Doctor -- sebutan lain Al-Zawahiri -- berkenalan dengan Osama bin Laden, yang saat itu merupakan warga kaya Arab Saudi.
Bin Laden adalah putra Syaikh Muhamad, kontraktor terbesar di Arab Saudi yang merenovasi masjid Baitul Haram Makkah dan masjid Nabawi Madinah.
Lalu Al-Zawahiri pun bekerjasama dengan Bin Laden -- menggerakkan perlawanan Islam terhadap Uni Soviet yang "menjajah" Afghanistan.
Setelah itu, Al-Zawahiri menjadi pemimpin Jihad Islam di Mesir tahun 1993 dan menjadi tokoh terkemuka dalam kampanye menggulingkan pemerintahan Mesir era Housni Mubarak.
Baca Juga: Hasil Liga 1: Menang Tipis Atas Barito Putera, PSS Sleman Duduki Peringkat 8 Klasemen Sementara
Pada tahun 1990-an, Al-Zawahiri mencetuskan pendirian negara Islam murni di Mesir. Tentu saja, otoritas Mesir marah. Tapi Al-Zawahiri melawan.
Jihad Islam mencoba membunuh Presiden Housni Mubarak, 1995. Tapi gagal. Lalu, kedutaan besar Mesir di Islamabad diserang teroris Al-Qaidah.
Dua mobil berisi bahan peledak menabrak pintu gerbang gedung Kedubes Mesir di Islamabad. Bom pun meledak. Lebih dari 16 orang tewas.
Al-Zawahiri sangat terkenal di Indonesia. Peristiwa pemboman World Trade Center, New York 11 September 2001, membuat nama Bin Laden dan Al-Zawahiri menjadi pujaan.
Baca Juga: Petaka Ke-sembrono-an Sambo yang Akhirnya Mengalir Sampai Jauh
Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKip) tahun 2011 yang meneliti pandangan pelajar sekolah menengah terhadap terorisme di Jakarta menemukan fakta yang mengejutkan. Sekitar 50 persen pelajar sekolah menengah atas (SLTA) di Jakarta menyetujui tindakan terorisme.
Mereka pun mengenal dengan baik tokoh-tokoh teroris Al-Qaidah seperti Osama bin Laden dan Ayman Al-Zawahiri. Kedua tokoh teroris ini menjadi pujaan dan panutan remaja kalangan tertentu.
Aneh? Begitulah faktanya. Meski Al-Qaidah kemudian kalah populer dari ISIS, tapi organisasi ini terus hidup. Al-Qaidah merubah strategi "perjuangannya" dengan lebih smooth dan membumi.
Para pimpinan Al-Qaidah di Indonesia banyak yang menyaru jadi pengusaha dan kaum profesional. Di Indonesia, salah satu "cabang Al-Qaidah" yang paling terkenal adalah Jamaah Islamiyyah (JI).
Baca Juga: Renungan: Hubungan Unik Antara Memberi dan Merasa Kaya
JI inilah yang meluluhlantakkan tempat hiburan di Kuta, Bali tahun 2002, yang menewaskan 200 orang. Tokohnya yg terkenal adalah Imam Samudera.
Sepeninggal Imam Samudera, JI yang berafiliasi dengan Al-Qaidah merubah strategi perjuangannya dengan cara-cara yang modern. Jaringan Al-Qaidah membangun bisnis tertentu, antara lain perkebunan.
Salah seorang pimpinan JI yang tertangkap di Bekasi Juli 2019, Para Wijayanto, sebelumnya dikenal sebagai praktisi bisnis. Tapi diam-diam, Para Wijayanto mempersiapkan "amunisi dan suicide bomber" untuk melakukan tindakan terorisme dalam rangka mendirikan negara Islam.
Dari cerita di atas, jelas kematian Ayman Al-Zawahiri niscaya akan "memantik api" terorisme kembali. Entah bom itu akan meledak di mana. Entah senjata yang digenggam teroris akan menyalak di mana.
Baca Juga: Prediksi Pertandingan Bali United Melawan Arema FC di Liga 1 Malam Ini
Yang jelas, kematian Al-Zawahiri perlu disikapi dengan "siaga dan hati-hati" karena secara niscaya peristiwa Kabul tersebut akan memantik api terorisme yang sangat berbahaya. Sebagai balasan terbunuhnya Al-Zawahiri.
Itulah sebabnya Boy Rafly Amar, Kepala BNPT, minta agar masyarakat Indonesia waspada terhadap dampak kematian Ayman Al-Zawahiri.
Maklumlah Indonesia termasuk negeri yang mudah disusupi kaum ekstrimis dan teroris.***