DECEMBER 9, 2022
Internasional

Israel Batalkan Serangan Besar-besaran ke Rafah, Jalur Gaza Sesudah Bicara dengan AS

image
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan). ANTARA/Anadolu/aa

ORBITINDONESIA.COM - Israel diduga membatalkan rencananya melakukan serangan besar-besaran ke Rafah di Jalur Gaza dan memilih hanya melakukan serangan yang ditargetkan, setelah melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat, lapor The Telegraph.

Laporan surat kabar Inggris itu mengutip seorang pejabat senior AS, yang pada Rabu, 22 Mei 2024, mengatakan Israel telah mempertimbangkan kekhawatiran AS, yang sudah berminggu-minggu memperingatkan mereka agar tidak melakukan operasi besar-besaran di Rafah. 

"Bisa dikatakan bahwa Israel telah memperbarui rencana mereka. Mereka telah memikirkan banyak kekhawatiran yang telah kami sampaikan.. Ini adalah diskusi dan percakapan yang sedang berlangsung. Ini konstruktif," kata sang pejabat. 

Baca Juga: Menlu Inggris David Cameron Tolak Tangguhkan Penjualan Senjata ke Israel yang Serang Rafah, Gaza Selatan

Ia merujuk pernyataan itu pada pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih --kantor presiden AS-- Jake Sullivan di Yerusalem pekan lalu.

Sullivan minggu lalu berkunjung ke Arab Saudi dan Israel. Selama lawatannya itu, ia melakukan pertemuan dengan Putra Mahkota dan Perdana Menteri Saudi, Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud dan pimpinan Israel.

Sebelumnya pada Mei, Departemen Pertahanan AS memastikan laporan media bahwa pemerintah Biden menangguhkan pengiriman bom seberat 1.800 - 2.000 pon dan bom seberat 500 - 1.700 pon ke Israel,

Baca Juga: Mahkamah Internasional Akan Adakan Sidang Terbuka Atas Permintaan Afrika Selatan Terkait Rafah dan Gaza

Penangguhan itu dilakukan setelah Israel diduga memulai operasi militer terbatas di Rafah sambil mengumumkan rencananya untuk melanjutkan operasi darat besar-besaran di wilayah itu.

Pada awal Mei, Presiden AS Joe Biden dalam wawancara dengan CNN mengatakan bahwa Washington tidak akan memasok senjata ke Israel jika militer negara Yahudi itu menyerang Rafah.

Pada 7 Mei dini hari, angkatan bersenjata Israel melancarkan serangan yang disebutnya sebagai "operasi melawan teroris" di Rafah timur dan menguasai sisi Gaza pada perlintasan perbatasan dengan Mesir.

Baca Juga: Komite Palang Merah Internasional Buka Rumah Sakit Lapangan Berkapasitas 60 Tempat Tidur di Rafah Gaza

Belakangan pada pekan itu, media Israel melaporkan bahwa kabinet militer Israel telah menyetujui perluasan operasi darat.

Pihak berwenang Israel mengatakan operasi itu bertujuan untuk melenyapkan sisa batalion gerakan Palestina Hamas di Jalur Gaza. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait