Amerika Tawarkan Data Rahasia ke Israel untuk Temukan Pemimpin Hamas Tanpa Harus Menyerang Rafah
- Penulis : Krista Riyanto
- Minggu, 12 Mei 2024 13:43 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Surat kabar The Washington Post mengungkap bahwa pemerintah Amerika Serikat menawarkan intelijen rahasia kepada Israel yang akan membantu mereka menemukan pemimpin gerakan Palestina Hamas dan menemukan infrastruktur bawah tanahnya di Jalur Gaza.
The Post, dengan mengutip beberapa sumber yang tidak disebutkan namanya, menyatakan tawaran itu sebagai imbalan agar Israel tidak menjalankan operasi militer skala penuh di Rafah.
Pejabat Amerika juga menawarkan ribuan tempat perlindungan untuk warga Palestina yang dievakuasi dari Rafah, kata laporan yang diterbitkan harian tersebut pada Sabtu 11 Mei 2024.
Washington juga bekerja sama dengan Kairo untuk menemukan dan menutup terowongan yang melintasi perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza di wilayah Rafah, yang selama ini dipakai Hamas untuk mengisi kembali pasokan militer.
Pada Senin malam sampai Selasa, tentara Israel memulai operasi militer di bagian timur Rafah dan menguasai sisi Gaza di persimpangan Rafah dengan Mesir.
Israel mengatakan operasi tersebut bertujuan untuk melenyapkan sisa batalion gerakan Palestina Hamas di Jalur Gaza.
Sedangkan pada Jumat, media Israel melaporkan bahwa kabinet militer Israel telah menyetujui perluasan operasi darat di Rafah.
The Times of Israel yang mengutip dua pejabat Israel mengemukakan bahwa Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Jalur Gaza, mungkin masih ada di dalam terowongan bawah tanah Kota Khan Yunis di Gaza selatan.
Pejabat itu tidak dapat memastikan secara pasti lokasi Sinwar, tetapi data intelijen Israel menyatakan dia mungkin di terowongan bawah tanah di Khan Younis, sekitar 8 kilometer sebelah utara Rafah.
Wall Street Journal yang mengutip pejabat, melaporkan pada Januari bahwa Israel sejauh ini hanya merusak atau melumpuhkan 20 hingga 40 persen terowongan bawah tanah Hamas di Jalur Gaza.
Media itu juga menyebut Israel kesulitan memperkirakan luas jaringan terowongan bawah tanah itu.
Pada bulan yang sama, dengan mengutip pejabat Israel, New York Times menulis bahwa tentara Israel memperkirakan jaringan terowongan yang dibangun oleh Hamas di bawah Jalur Gaza mungkin jauh lebih besar dari yang diperkirakan dan akan memakan waktu bertahun-tahun untuk menghancurkannya secara total. ***