DECEMBER 9, 2022
Internasional

Menlu AS Antony Blinken Temui PM Netanyahu dan Tegaskan Penentangan atas Serangan Israel di Rafah, Gaza

image
Sejumlah anak-anak berdiri di dekat reruntuhan bangunan yang hancur di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 4 April 2024. Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza pada Kamis mengumumkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan Israel yang masih berlangsung telah menembus 33.000 orang. (Xinhua/Yasser Qudih)

ORBITINDONESIA.COM - Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Rabu, 1 Mei 2024, menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat menentang operasi militer Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan.

Antony Blinken mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada tahap terakhir tur kawasannya untuk mendorong kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Menurut lembaga penyiaran publik Israel, KAN, Antony Blinken mengatakan kepada Netanyahu bahwa AS menentang operasi militer di wilayah yang menjadi rumah bagi lebih dari 1,4 juta pengungsi Palestina di ujung selatan Jalur Gaza tersebut.

Baca Juga: Menlu AS Antony Blinken Tunda Kunjungan ke China Karena Insiden Balon Mata Mata

Menlu AS itu juga menyerukan lebih banyak tindakan untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah kantong yang terkepung itu, demikian KAN.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan bahwa Blinken "menegaskan kembali posisi jelas Amerika Serikat mengenai Rafah."

Pembicaraan antara kedua belah pihak membahas upaya berkelanjutan untuk segera mencapai gencatan senjata di Gaza sebagai bagian dari kesepakatan terkait penyanderaan.

Baca Juga: Menlu AS Antony Blinken: Terlalu Banyak Warga Palestina yang Tewas dan Menderita

Mereka juga membahas pentingnya mempercepat dan mempertahankan peningkatan aliran bantuan ke wilayah tersebut, kata Miller dalam sebuah pernyataan.

Blinken berbicara dengan Netanyahu tentang "perlunya menghindari perluasan konflik lebih lanjut" ke wilayah tersebut, kata Miller.

Meski mendapat tentangan dari dunia internasional, Netanyahu mengatakan pada Selasa, 30 April 2024, bahwa tentara Israel akan menyerang Rafah dengan atau tanpa kesepakatan penyanderaan dengan Hamas.

Baca Juga: Sambut Ramadan, Menlu AS Anthony J. Blinken Tekankan Pentingnya Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan

Rafah adalah wilayah terakhir yang tersisa di wilayah tersebut di mana Israel belum secara resmi mengumumkan masuknya pasukan mereka untuk melanjutkan serangan gencar terhadap warga Palestina.

Blinken telah mengunjungi Arab Saudi dan Yordania dalam rangkaian kunjungannya ke kawasan di tengah laporan kemungkinan kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel untuk mengakhiri konflik di Jalur Gaza.

Hamas, yang diyakini menyandera hampir 130 orang Israel, menuntut diakhirinya serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza sebagai imbalan atas kesepakatan penyanderaan dengan Tel Aviv.

Baca Juga: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken Sampaikan Selamat kepada Prabowo Subianto

Israel telah melancarkan serangan tanpa henti terhadap wilayah kantong Palestina itu sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang.

Lebih dari 34.500 warga Palestina telah tewas, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan ribuan lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Israel juga telah memberlakukan pengepungan yang melumpuhkan wilayah tersebut, menyebabkan sebagian besar penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.

Baca Juga: Menlu Antony Blinken Tuduh China Mencoba Pengaruhi dan Campur Tangan Pada Pemilu AS Mendatang

Lebih dari enam bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85 persen populasi daerah tersebut mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan makanan, air bersih dan obat-obatan, menurut PBB.

Israel juga dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ).

Keputusan sementara ICJ pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait