Puisi
Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (2): Rara Masih Mencari Sari
- Penulis : Krista Riyanto
- Sabtu, 04 Mei 2024 07:47 WIB
“Kami susah lahir batin.
Tapi Sari beda dengan saya,” kata Mardiyem.
Saya mah jagoan. Semua saya bawa enteng.
Tapi Sari makan hati.
Ia selalu rindu anaknya.
Ia penyedih.”
“Tahun 1945, pamong rumah kami, orang Jepang, umumkan.
Kami boleh pergi.