DECEMBER 9, 2022
Puisi

Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (2): Rara Masih Mencari Sari

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

 

“Kami susah lahir batin.

Tapi Sari beda dengan saya,” kata Mardiyem.

Saya mah jagoan. Semua saya bawa enteng.

Tapi Sari makan hati.

Ia selalu rindu anaknya.

Ia penyedih.”

 

“Tahun 1945, pamong rumah kami, orang Jepang, umumkan.

Kami boleh pergi.

Halaman:

Berita Terkait