DECEMBER 9, 2022
Humaniora

In Memoriam: Kisah Yahudi yang Ingin Beterima Kasih, Keberagaman Agama dan Trisno Sutanto

image
(OrbitIndonesia/kiriman Denny JA)

2. Tapi half democracy: Iliberap democracy. Demokrasi politik terjamin. Tapi kulturnya belum liberal. Persekusi atas minoritas masih terjadi.

3. Tahap sistem campuran. Dalam tahap ini, Demokrasi politikpun belum terjamin. Sudah ada pemilu tapi hasilnya bisa diatur.

4. Tahap totalitarisme. Ini demokrasi sama sekali tak ada. Oposisi bahkan bisa dibunuh.

Indonesia ada di tahap kedua: tahap demokrasi yang masih separuh. Politik kebhinekaan kita ada pada phase iliberal democracy, demokrasi yang tak liberal. Perlindungan pada hak asasi manusia belum penuh.

Kondisi keberagaman sudah  lumayan di tingkat konstitusi. Tapi masih problem di tingkat eksekusi. Misalnya masih terjadi  persekusi atas shiah, ahmadiah. Juga masih banyak hate speech atas kaum sekuler, liberalis, pluralis.

Di tahap ini, terapinya negara  harus lebih hadir memberi perlindungan, menjamin keberagaman. Dan negara harus pula tegas kepada pihak yang acap menyatakan hate speech.

Mungkin perlu waktu 10-30 tahun lagi bagu indonesia untuk tumbuh menjadi demokrasi yang penuh (tahap puncak). Saat itulah politik kebhinekaan lebih terjamin.

Dari sekarang sampai 10-30 tahun mendatang, kita masih perlu berjuang agar terpilih dan terbentuk pemerintahan yang lebih hadir melindungi keberagaman.

-000-

Trisno Sutanto sejak tahun 2014, selalu intens berkomunikasi dengan saya, terutama di WA pribadi, ataupun WAG Ciputat Grup, Esoterika, dan Satupena.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8

Berita Terkait