Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi: Ada Upaya Intensif untuk Capai Gencatan Senjata di Gaza
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 25 Maret 2024 00:57 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi menyebut adanya upaya intensif Mesir untuk segara mencapai gencatan senjata, pertukaran tahanan, dan memberikan akses terhadap bantuan kemanusiaan yang cukup ke Gaza.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Abdel-Fattah al-Sisi dalam pertemuannya dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Minggu, 24 Maret 2024, yang membahas upaya untuk segera mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza.
Abdel-Fattah al-Sisi memuji upaya yang dilakukan Guterres untuk mendesak komunitas internasional, agar berkontribusi menghentikan perang Israel di Gaza, dan keinginannya untuk mematuhi hukum internasional dan hukum kerja sama internasional.
“Penting bagi Dewan Keamanan PBB untuk memikul tanggung jawabnya terkait perang di Gaza,” katanya.
Dia juga memperingatkan konsekuensi serius dari penghentian pendanaan kepada Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
“Ini dianggap sebagai hukuman kolektif terhadap warga Palestina yang tidak bersalah,” ucap Sisi.
Sementara itu, Sekjen PBB memuji peran regional Mesir sebagai pilar penting stabilitas. Ia menggarisbawahi pentingnya mencapai gencatan senjata untuk tujuan kemanusiaan guna memungkinkan pengiriman dan distribusi bantuan yang efektif kepada masyarakat yang ada di Jalur Gaza.
Guterres tiba pada Sabtu, 23 Maret 2024, di kota El-Arish, Mesir yang berdekatan dengan Jalur Gaza di mana ia mengunjungi pasien Palestina di rumah sakit kota tersebut. Itu merupakan kunjungan Guterres yang kedua ke Mesir sejak Israel memulai perang di Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu.
Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di wilayah Palestina sejak serangan lintas batas yang dipimpin oleh kelompok Palestina Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel.
Baca Juga: Puisi Herman Syahara: Ramadan di Gaza
Sedangkan lebih dari 32.200 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 74.500 orang terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.