DECEMBER 9, 2022
Internasional

Mengerikan, Bencana Kelaparan Warga Palestina Jadi Senjata Senyap Israel di Jalur Gaza

image
Arsip foto - Anak-anak duduk di belakang truk saat warga Palestina berangkat dari bagian utara Gaza untuk meninggalkan Jalur Gaza bagian tengah dan selatan pada 10 November 2023. ANTARA/Anadolu/pri.

ORBITINDONESIA.COM - Selama bertahun-tahun, Alex de Waal telah meneliti dan menulis tentang krisis pangan dan bencana kelaparan di seluruh dunia. Namun, kondisi yang diciptakan Israel saat ini di Jalur Gaza adalah sesuatu yang belum pernah ia temui sebelumnya.

Pada Senin, 18 Maret 2024, Inisiatif Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu, atau IPC, mengeluarkan laporan baru yang memperingatkan bahwa kelaparan kini "sedang terjadi" di Gaza, dengan 1,1 juta -- atau setengah populasinya -- "menghadapi tingkat kelaparan yang sangat parah."

Laporan tersebut menunjukkan bahwa situasi Gaza telah memburuk secara signifikan sejak penilaian terakhir pada Desember. Dan, jika Israel melanjutkan strategi mematikannya, jumlah orang yang mengalami kondisi tersebut akan meningkat dua kali lipat pada Juli.

Baca Juga: Uni Eropa Kecam Pembatasan oleh Israel Bagi Masuknya Bantuan Kemanusiaan ke Gaza, Palestina

"Saya tidak bisa membayangkan kejadian yang bisa secepat ini," kata De Waal dalam wawancara dengan Anadolu tentang situasi di Gaza, di mana Israel telah membunuh lebih dari 31.600 warga Palestina sejak 7 Oktober dan menyebabkan jutaan lainnya ke jurang kelaparan.

Dalam 6 bulan terakhir, serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi dan kekurangan makanan, air, obat-obatan, serta kebutuhan hidup lainnya.

Angka terbaru menunjukkan hampir 30 warga Palestina, termasuk anak-anak, meninggal dunia karena kekurangan gizi dan dehidrasi.

Baca Juga: Sedikitnya 15 Anak di RS Kamal Adwan Gaza Meninggal Akibat Dehidrasi, Malnutrisi, Enam Anak Lain Kritis

Kelaparan massal biasanya merupakan "proses yang lambat" dan membutuhkan "waktu lama," terutama di wilayah di mana terdapat produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup, kata De Waal, yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif World Peace Foundation di Universitas Tufts, Amerika Serikat.

Di Gaza, Israel telah menerapkan taktik kelaparan massal "di (wilayah) yang sangat terkonsentrasi secara geografis... dan dengan cara yang sangat cepat, luar biasa cepatnya," dia menjelaskan.

Menurut data pada akhir November atau awal Desember, kurang dari satu persen anak-anak menderita gizi buruk akut yang parah.

Baca Juga: Sedih Atas Penderitaan Rakyat, Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Hanya dalam kurun 2 bulan, lebih dari separuh populasi Gaza diturunkan ke status darurat atau lebih buruk lagi, dan "sepengetahuan saya, hal ini belum pernah terjadi pada kecepatan seperti itu," kata dia.

Halaman:
1
2
3
4
Sumber: Antara

Berita Terkait