Mengerikan, Bencana Kelaparan Warga Palestina Jadi Senjata Senyap Israel di Jalur Gaza
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 19 Maret 2024 13:07 WIB
Israel melancarkan serangan militer mematikan di Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan hampir 1.200 orang.
Lebih dari 31.600 warga Palestina -- sebagian besar perempuan dan anak-anak -- sejak saat itu telah tewas di daerah kantong tersebut, dan hampir 73.700 orang lainnya luka-luka di tengah kehancuran massal dan kelangkaan kebutuhan bahan pokok.
Perang Israel telah memaksa 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap sebagian besar makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah itu telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Baca Juga: Uni Eropa Kecam Pembatasan oleh Israel Bagi Masuknya Bantuan Kemanusiaan ke Gaza, Palestina
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi anak-anak UNICEF mengatakan 13.000 anak terbunuh akibat serangan Israel di Gaza.
Adapun banyak anak yang bertahan hidup mengalami malnutrisi akut dan "bahkan tidak memiliki tenaga untuk menangis."
Kelaparan sebagai senjata
Menyatakan suatu daerah dilanda kelaparan adalah proses teknis dan bisa terhambat oleh akses terhadap data dan kendala politik, kata De Waal.
Di negara-negara seperti Etiopia, Nigeria, dan Yaman, terlihat bahwa pihak berwenang tidak ingin mendeklarasikan kelaparan terjadi di sana dan menghalangi akses terhadap data, kata dia.
"Saya yakin, Israel akan sangat mirip... Mereka (Israel) tidak menginginkan deklarasi kelaparan," kata De Waal.
Baca Juga: Sedih Atas Penderitaan Rakyat, Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata di Gaza
Pihak berwenang Israel mungkin mengeluarkan argumen dengan menyatakan "metode analisisnya tidak benar-benar teliti," dan itu mungkin ada benarnya, kata dia.