Entang Sastraatmadja: Menggoreng Isu Beras
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 05 Maret 2024 08:37 WIB
Impor beras sekitar 3 juta ton, betul-betul menggambarkan produksi beras yang dihasilkan para petani di dalam negeri, sudah tidak nampu lagi kebutuhan beras yang kian meningkat.
Walau sergapan El Nino dianggap sebagai biang kerok turunnya produksi, namun dengan semakin menurunnya jumlah surplus beras yang dihasilkan, hal ini mengindikasikan perlunya segera dilahirkan terobosan cerdas dalam menggenjot produksi dan produktivitas beras secara nasional.
Gaya dan model lama meningkatkan produksi sudah seharusnya lebih disempurnakan dengan menerapkan teknologi budidaya pertanian yang modern. Inovasi di bidang perbenihan penting terus dicari dan dikembangkan.
Baca Juga: Ironi di Negara Agraris, Warga Riau Pilih Beli Beras dari Thailand karena Lebih Murah
Penggunaan pupuk berimbang perlu terus digalakkan. Sistim irigasi yang terbengkalai penting untuk direvitalisasi. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman yang semakin efektif dan efisien, penting digarap. Bahkan Penyuluhan Pertanian pun penting diberi "darah baru" dalam penyelenggaraannya di lapangan.
Terlepas dari penggorengan isu beras yang cukup menghebohkan ini, keseriusan Pemerintah untuk menangani dan mencarikan jalan keluar terbaiknya, benar-benar sangat dimintakan.
Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional, dituntut untuk dapat meningkatkan sinergitas dan kolaborasi dalam melahirkan regulasi terkait Tata Kelola Sistem Perberasan yang lebih berkualitas.
Baca Juga: Membagi Beras dan Stiker, Calon Anggota Legislatif di Kota Mataram NTB Ditetapkan Jadi Tersangka
Sekalipun dalam beberapa bulan belakangan, para Menteri yang bertanggungjawab atas Kementeriannya, terlihat sibuk menangani urusan politik, namun jangan lupa mereka pun telah diberi kehormatan dan tanggung-jawab oleh negara guna "menjaga" beras, agar tidak menjadi "bola liar" dalam panggung pembangunan yang dilakoni.
Fenomena sulitnya menurunkan harga beras, ada baiknya dijadikan proses pembelajaran untuk lima tahun ke depan.
Beras memang sexy. Bukan saja bagi sebagian besar warga bangsa, beras merupakan sumber kehidupan dan sumber penghidupan, namun harga beras pun menjadi salah satu faktor penentu angka inflasi dalam perekonomian nasional.
Baca Juga: Bayu Krisnamurthi: Impor Beras oleh Bulog untuk Penuhi Bantuan Pangan, Stabilisasi Pasokan dan Harga
Sadar akan hal demikian, para penentu kebijakan perberasan, ada baiknya cukup serius dalam penanganannya. Ke arah sanalah sebaiknya kita melangkah.