Entang Sastraatmadja: Menggoreng Isu Beras
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 05 Maret 2024 08:37 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Secara sederhana isu diartikan sebagai sebuah persoalan, atau isu dapat juga dikatakan sebagai sebuah masalah, sesuatu yang sedang menjadi perhatian, yang terlintas kabar, desas desus atau banyak lagi peristilahan lain.
Isu adalah hal-hal yang belum tentu kebenarannya, hanya gosip, kabar angin, maupun kabar burung. Apabila isu ini dibiarkan berkembang dalam masyarakat akan menjadi masalah besar. Kata isu juga disebut dengan istilah desas-desus.
Sudah beberapa bulan, beras jadi pusat perhatian. Mulai dari Presiden hingga ke emak-emak membahasnya. Hebat nian posisi beras di negeri ini. Beras, bukan hanya sebuah misteri, tapi seringkali membuat heboh dalam melakoni kehidupan.
Baca Juga: Ironi di Negara Agraris, Warga Riau Pilih Beli Beras dari Thailand karena Lebih Murah
Jadi wajar, kalau Pemerintah memvonis, beras merupakan komoditas politis dan strategis. Meminjam istilah Proklamator Bung Karno, urusan beras di negara kita boleh jadi bakal terkait dengan mati hidupnya suatu bangsa.
Dicermati dari pokok soal yang dihadapi, paling tidak ada tiga hal yang sering berurusan dengan beras, sehingga mengedepan menjadi masalah serius dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Ketiga hal tadi, umumnya akan berkaitan dengan sisi produksi, sisi harga dan sisi konsumsi masyarakat.
Baca Juga: Membagi Beras dan Stiker, Calon Anggota Legislatif di Kota Mataram NTB Ditetapkan Jadi Tersangka
Bagi para penggoreng isu, terutama mereka yang berseberangan dengan penguasa, beras memang cukup efektif dan sangat sexy. Salah satu alasannya, karena beras selalu dihubungkan dengan nyawa kehidupan manusia.
Tanpa beras, seolah-oleh tidak ada kehidupan. Masyarakat sendiri, terekam seperti yang sudah kecanduan dengan nasi, sehingga sangat sulit melepaskan diri dari ketergantungannya terhadap nasi.
Budaya yang namanya makan harus nasi, sepertinya sangat sulit untuk diubah. Sejak 65 tahun lalu, sebetulnya Pemerintah telah menerapkan kebijakan untuk meragamkan pola makan rakyat, agar tidak hanya menggantungkan diri terhadap satu jenis bahan pangan karbohidrat sebagai makanan pokoknya.
Baca Juga: Bayu Krisnamurthi: Impor Beras oleh Bulog untuk Penuhi Bantuan Pangan, Stabilisasi Pasokan dan Harga
Hasilnya, belum banyak berubah. Padahal, di negeri ini, masih banyak tersedia bahan pangan non beras, termasuk keberadaan pangan lokal sendiri.