Bambang Dwi Suseno: Fenomena Tangping di China dan Waspadai Migrasi Ke Indonesia
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 18 Agustus 2023 14:01 WIB
Di tengah ekspansi kuat China sebagai pemberi pinjaman global melalui inisiatif seperti "One Belt, One Road" dan proyek-proyek infrastruktur yang melibatkan negara-negara berkembang, memang ada beberapa negara yang menghadapi kesulitan dalam mengembalikan pinjaman kredit dari China.
Beberapa alasan yang menyebabkan kesulitan ini antara lain: 1) Ketidakmampuan membayar. Beberapa negara peminjam menghadapi kesulitan membayar pinjaman karena tidak mampu menghasilkan pendapatan yang cukup untuk melunasi hutang mereka.
Proyek-proyek infrastruktur yang dibiayai oleh pinjaman dari China mungkin tidak menghasilkan keuntungan yang diharapkan, membuat negara-negara peminjam kesulitan membayar kembali pinjaman tersebut.
2) Beban hutang yang berat.Pinjaman dari China sering kali datang dengan syarat-syarat yang tidak menguntungkan, seperti suku bunga yang tinggi atau jaminan atas aset strategis. Hal ini dapat menyebabkan beban hutang yang berat bagi negara-negara peminjam, terutama jika perekonomian mereka mengalami kesulitan.
Baca Juga: Erick Thohir Optimistis pada Integritas Komite Etik dan Komite Banding PSSI
3) Transparansi dan korupsi:. Beberapa proyek yang didanai oleh pinjaman dari China dapat menghadapi masalah transparansi dan korupsi.
Pemerintah yang kurang transparan atau korup dapat menggunakan dana pinjaman tersebut untuk kepentingan pribadi atau mengalihkannya dari tujuan proyek yang seharusnya, menyebabkan proyek-proyek tidak berjalan dengan efisien dan berkontribusi pada kesulitan dalam membayar kembali hutang.
4) Perubahan kebijakan dan kondisi ekonomi: Perubahan dalam kebijakan pemerintah atau fluktuasi kondisi ekonomi global dapat mempengaruhi kemampuan negara peminjam untuk membayar pinjaman. Krisis ekonomi atau perubahan prioritas pemerintah dapat menyebabkan anggaran terbatas untuk membayar hutang.
5) Isu lingkungan dan sosial. Beberapa proyek infrastruktur yang dibiayai oleh pinjaman dari China dapat menghadapi penolakan atau perlawanan dari masyarakat lokal karena masalah lingkungan dan sosial. Protes dan penundaan proyek dapat menyebabkan keterlambatan pembayaran pinjaman.
Baca Juga: Kebakaran Hotel F2 di Jakarta Selatan, 3 Orang Tewas, Api Diduga Berasal dari Lobby