DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Bambang Dwi Suseno: Fenomena Tangping di China dan Waspadai Migrasi Ke Indonesia

image
Bambang Dwi Suseno

6)  Lokasi geografis. Terdapat ketimpangan antara ketersediaan pekerjaan di kota-kota besar dan wilayah perkotaan yang berkembang pesat, dibandingkan dengan wilayah pedesaan atau terpencil.

Baca Juga: Spoiler Manga Jujutsu Kaisen Chapter 232, Sukuna Sekarat Sampai Satoru Gojo Tewas karena Mahoraga

Pada tahun-tahun sebelumnya, memang telah ada laporan dan penelitian yang menunjukkan bahwa penghasilan pekerja muda di China seringkali tidak memadai untuk membiayai kebutuhan hidup mereka.

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap masalah lying flat adalah pertama tingkat upah yang rendah. Di beberapa sektor pekerjaan, upah untuk pekerja muda cenderung rendah, terutama bagi mereka yang baru lulus dari perguruan tinggi atau belum memiliki banyak pengalaman kerja.

Kedua, biaya hidup yang tinggi: Terutama di kota-kota besar dan wilayah perkotaan yang berkembang pesat, biaya hidup bisa sangat tinggi, termasuk biaya perumahan, makanan, transportasi, dan layanan lainnya.

Ketiga  persaingan ketat di pasar kerja. Tingginya jumlah lulusan perguruan tinggi dan peminat pekerjaan di kota-kota besar dapat meningkatkan persaingan untuk pekerjaan yang lebih baik, yang mungkin mengakibatkan penawaran upah yang rendah.

Baca Juga: Spoiler Drakor The First Responders Season 2 Episode 5, Misteri Mayat Kucing yang Bisa Jadi Teror Kejahatan

Keempat ,  pekerjaan tidak tetap atau kontrak. Banyak pekerja muda di China berakhir dengan pekerjaan kontrak atau pekerjaan tidak tetap, yang sering kali memiliki penghasilan yang lebih rendah dan keamanan pekerjaan yang kurang.

Kelima,  tuntutan ekonomi dan sosial: Beberapa pekerja muda mungkin merasa tertekan untuk memenuhi harapan ekonomi dan sosial yang tinggi, seperti membayar biaya hidup sendiri atau membantu keluarga mereka.

 Anak muda “purna waktu” di rumah

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7

Berita Terkait