Yudi Latif: Visi Aktualisasi Pancasila
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 01 Juni 2023 20:06 WIB
Digerakkan oleh rasionalitas situasional, tipe ini lebih tertarik merespon problem ad-hoc tanpa kesanggupan menghubungkannya dengan tujuan.
Sebuah strategi yang tepat harus mampu merekonsiliasikan kontradiksi antara dua tipe kepemimpinan tersebut. Kita harus bisa mengambil sisi-sisi positif dari kedua karakter itu.
Kita perlu keajegan visi landak, yang memberi prinsip dan haluan direktif berjangka panjang; tanpa kehilangan fleksibilitas rubah, yang bisa senantiasa merespon ancaman dan perkembangan yang terus berubah.
Baca Juga: Simak 6 Fakta Unik Miles Morales di Film Spiderman Across the Spider Verse
Sebaliknya, dalam mengerahkan sarana dan kapabilitas untuk menghadapi masalah-masalah temporer, kita tak melupakan gerak kembali ke jalan visi yang lebih permanen.
Krisis Kepemimpinan
Krisis kepemimpinan negara Indonesia hari ini bukan disebabkan kontradiksi antara tipe landak dan tipe rubah, melainkan karena (nyaris) kehilangan keduanya. Kita tidak memiliki keajegan visi sebagai haluan direktif, saat yang sama seperti kehilangan sense of crisis untuk bisa merepons tantangan-tantangan segera.
Para pemimpin politik terperangkap dalam pusaran gelombang huru hara hari ini; terus berayun dari satu isu ke isu yang lain, tanpa sungguh-sungguh mengatasi masalah yang muncul.
Mengapa hal itu terjadi? Karena kita tidak bisa belajar dari sisi-sisi baik masa lalu. Bahwa masa lalu itu sesungguhnya tak pernah sepenuhnya terang dan tak pernah sepenuhnya gelap.
Baca Juga: Thailand Open 2023: Ganda Putri Apriyani Siti Fadia Gugur, Indonesia Sisakan Lanny Ribka