Pengakuan Kedaulatan Bagi Palestina dan Bangkitnya Solidaritas Dunia
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Sabtu, 02 Agustus 2025 12:05 WIB

Pengakuan terhadap Palestina bukan hanya soal simbol politik atau strategi diplomasi, melainkan menyangkut kehidupan nyata jutaan orang yang selama ini hidup dalam penderitaan.
Di Gaza, yang menjadi pusat dari eskalasi kekerasan terbaru, warga sipil hidup dalam keterbatasan akses terhadap makanan, obat-obatan, dan perlindungan dasar.
Dengan adanya pengakuan kedaulatan Palestina, akses terhadap bantuan kemanusiaan diharapkan bisa lebih terbuka, serta memberi ruang kepada aktor-aktor internasional untuk lebih terlibat dalam menjaga perdamaian dan mengawasi proses rekonstruksi wilayah-wilayah yang hancur akibat perang.
Baca Juga: Gaza Dibiarkan Kelaparan, Saat Barat Gagal Akhiri Tragedi Kemanusiaan Bangsa Palestina
Syahganda dalam pernyataannya mengutip harapan bahwa langkah ini bisa menjadi pintu masuk bagi perdamaian yang lebih luas, bukan hanya di Palestina, tetapi juga di kawasan Timur Tengah secara keseluruhan.
Dunia sudah terlalu lama menyaksikan kekerasan yang terus berulang, dan kini saatnya bagi komunitas internasional untuk benar-benar menempatkan nilai-nilai kemanusiaan di atas kepentingan politik jangka pendek.
Jika pengakuan terhadap Palestina bisa memperkuat solusi dua negara dan menghentikan pertumpahan darah, maka tidak ada alasan lagi bagi negara mana pun untuk menunda keputusan tersebut.
Baca Juga: Laporan: PM Inggris Keir Starmer Siapkan Rapat Kabinet Darurat Bahas Negara Palestina
Apa yang dilakukan oleh Prancis dan Inggris dapat menjadi contoh bahwa perubahan besar dalam tatanan dunia tidak selalu datang dari kekuatan militer, tetapi dari keberanian mengambil keputusan yang berpihak pada keadilan.
Dalam situasi dunia yang kian kompleks seperti sekarang, keputusan untuk mengakui Palestina sebagai negara merdeka bukan hanya relevan, tetapi mendesak.
Sebab, ketika dunia memilih diam, maka ketidakadilan akan terus berkuasa. Tapi ketika dunia memilih berdiri bersama Palestina, maka harapan akan perdamaian bukan sekadar mimpi, melainkan sesuatu yang dapat dicapai bersama.
Baca Juga: Arab Saudi Tegaskan: Normalisasi dengan Israel Hanya Jika Ada Negara Palestina
(Oleh Hanni Sofia) ***